Tim Rukyatul Hilal dari DPP LDII bersama Kantor Kementerian Agama (Kakemenag) Sukabumi, Badan Meteorologi Klimatoligi dan Geofisika (BMKG), berkumpul di Pos Observasi Bulan (POB) Cibeas Pelabuhan Ratu, Sukabumi, pada Jumat (1/4) sore. Kegiatan tersebut untuk memantau hilal penentuan 1 Ramadan.
Salah satu anggota tim Rukyatul Hilal, Pahala Sibuea, yang juga pengurus DPP LDII menyatakan, LDII rutin melakukan pengamatan Hilal di POB Cibeas Pelabuhan Ratu. Ia mengungkapkan, pada pengamatan hilal kali ini ada perbedaan kriteria dengan tahun-tahun sebelumnya.
Ia mengungkapkan, Kemenag mulai tahun 2022 menggunakan kriteria baru penentuan awal bulan Hijriyah, termasuk untuk Sidang Isbat (penetapan) awal Ramadan 1443 Hijriyah. Kriteria itu mengacu kepada hasil kesepakatan menteri-menteri dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021.
“Selama ini, kriteria hilal (bulan) awal Hijriyah adalah ketinggian 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam. Berdasarkan hasil kesepakatan terbaru, kriteria tersebut menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat,” ujarnya.
Selain rutinitas, menurut Pahala Sibuea rukyat hilal adalah bagian dari ibadah, bagian dari perintah Rasulullah SAW, sehingga tampak atau tidak tampak menjadi kewajiban umat untuk untuk melihat hilal itu. “Untuk memastikan kapan kita berhari raya, dan kapan kita melaksanakan puasa Ramadan,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, tim Rukyatul Hilal DPP LDII akan mendorong pembentukan tim rukyatul hilal pada tingkat DPD LDII. Mereka kemudian ditingkatkan kapasitas SDM-nya secara bertahap. “Ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan hisab rukyat yang dilakukan oleh DPP LDII beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan bersama, ketinggian sudut hilal di POB Cibeas Pelabuhan Ratu sebesar 2,23 derajat dan elongasinya sebesar 3,4 derajat. Hal itu senada dengan pernyataan Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono bahwa hilal di seluruh titik pengamatan yang dilakukan BMKG belum terlihat.
“Secara umum ketinggian hilal di seluruh POB Indonesia berada di bawah 2 derajat. Hari ini secara keseluruhan di lokasi Cibeas 2 derajat, secara umum di seluruh Indonesia mulai dari Jayapura 1 derajat 7 menit 12 detik, tertinggi di sekitar Mentawai mencapai 2 derajat lebih,” ucapnya.
Rahmat Triyono pun menegaskan, dengan sekitar 3 derajat sebenarnya sudah masuk bulan baru secara hisab. Tapi secara rukyat hilal belum tampak, dari pengamatan BMKG.
Pelaksanaan rukyatul hilal juga diikuti DPD LDII di wilayah Jawa Timur. Seperti yang dilakukan DPD LDII Surabaya yang tergabung dalam undangan Kakemenag Surabaya memantau hilal penentuan 1 Ramadan di rooftop One Icon Residence, komplek Plaza Tunjungan, Surabaya. Jum’at (1/4) Sore.
Turut hadir Ketua MUI, Ketua PCNU, Ketua PD Muhammadiyah, Ketua FKUB, tim Falakiyah, dan Komunitas Surabaya Astronomy Club.
Sementara itu, rukyatul hilal di Lamongan dipusatkan di Tanjung Kodok. Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah organisasi keagamaan diantaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, LDII, Masjid Agung Lamongan, Masjid Al-Azhar dan Pondok Pesantren sekitar Paciran.
Ketua LDII Lamongan, H. Agus Yudi bersama Ketua wanita LDII Hj. Lastri Wahyuningsih menghadiri acara seremonial rukyatul hilal yang dimulai sekitar pukul 16.00 WIB dan diakhiri sekitar pukul 18.00 WIB. Setelah rukyatul hilal kemudian akan diadakan sidang Syahadah Rukyat Hilal oleh Majelis Hakim dari Pengadilan Agama Lamongan untuk menentukan awal bulan Ramadan.
“Dari rukyatul hilal di Tanjung Kodok, hilal tidak terlihat. Tetapi masih menunggu hasil sidang isbat Kementerian Agama Republik Indonesia,” ujar Agus Yudi, Jumat (1/4) sore.
Keputusan dari sidang rukyatul hilal di Tanjungkodok tersebut kemudian dilaporkan secara berjenjang ke Kanwil Kemenag Provinsi Jatim, yang akan diteruskan ke Kemenag Pusat untuk diteruskan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Menteri Agama.
Menurut Choirul Anam Kasi Bimbingan Masyarakat Islam (Binmas) Kemenag Lamongan, menyatakan penentuan rangkaian hasil sidang Isbat 1 Ramadan 2022 tidak melihat hilal karena masih dibawah 2 derajat.
“Penentuan 1 Ramadan di pemantauan Tanjung Kodok Lamongan terkendala cuaca, menurutnya cuaca tidak mendukung,” lanjut Choirul Anam.
“Jadi disini ada uap air menganggu awan gelap bahkan matahari tenggelam pun tidak bisa terlihat. Dari itulah semua tim dari Kemenag, ormas dan santri tidak melihat semua hingga akhirnya pemantauan hilal dihentikan,” tambahnya.
Sementara itu, di Kabupaten Kediri rukyatul hilal dipusatkan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri (MAN Kandangan). Rukyatul hilal yang berlangsung mulai pukul 16.30 WIB dihadiri langsung Kakankemenag Kabupaten Kediri, Zuhri, Jumat (1/4) sore.
Turut hadir pula Binmas Islam Kemenag, Penyenggara Zakat dan Wakaf Kabupaten Kediri, Kemenag Kota Kediri, Pengadilan Agama Kabupaten Kediri, utusan Kanwil Kemenag Jawa Timur, BHR (Badan Hisab Rukyat) Kabupaten Kediri, PCNU, PD Muhammadiyah dan DPD LDII Kabupaten Kediri.