Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menggelar Tadarus Kebangsaan dengan mengundang perwakilan ormas Islam, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta (25/3). DPP LDII diundang bersama dengan 14 ormas Islam lainnya.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan RI (Menkopolhukam) Mahfud MD yang menjadi pembicara kunci mengatakan, Tadarus Kebangsaan sangat penting guna merefleksikan nasionalisme dan mengukuhkan ideologi Pancasila.
“Tadarus kebangsaan itu harus memperkuat ikatan kebangsaan orang Islam, harus menjadi penguat NKRI tanpa berpikir bahwa negara ini ideologinya salah, bentuknya salah. NKRI sudah final hasil ijtihad para ulama dan sudah Islami, sudah ada dalil-dalil syariahnya bahwa NKRI ini adalah negara yang secara syar’i adalah Islami,” ujarnya.
Mahfud MD menyebut, Indonesia tidak akan merdeka jika tidak ada dukungan dari umat Islam. Penetapan Pancasila menjadi ideologi merupakan dukungan dari para ulama. “Artinya kita punya Indonesia ini sebenarnya milik bersama sehingga paham kebangsaan. Jangan memiliki paham ‘nyempal’ seakan-akan Indonesia itu bukan Islam. Indonesia Islam, kalau enggak ada Islam, enggak ada Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, sejarah membuktikan saat hampir merdeka terjadi perdebatan yang panjang, hingga sidang ditunda karena umat Islam tidak setuju, tutup dulu sidang, “Atas masukan umat Islam, ditemukanlah konsep mitsaqan walidho, negara kebangsaan, Pancasila sebagai rumah kebangsaan Indonesia,” tambahnya.
Ia mengimbau agar kegiatan Tadarus Kebangsaan yang digagas LPOI perlu diperbanyak pelaksanaannya. Secara jangka pendek untuk mengawal pemilihan umum (Pemilu) agar berjalan sesuai jadwal. “Kalau untuk tugas jangka pendeknya mengawal pemilu agar berjalan sesuai jadwal, demokratis, jujur dan adil. Sedangkan jangka panjangnya untuk menjaga dan memakmurkan NKRI,” ujarnya.
Menurutnya, jika pemilu ditunda, dapat menimbulkan goncangan stabilitas keamanan dan politik. Selain itu juga melanggar konstitusi, “Saya ingin memastikan pemilu itu jadi, tidak bisa diundur. Karena mengundur pemilu itu melanggar konstitusi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siradj mengatakan, Islam akan mampu menjadi center of civilization dengan pembelajaran toleransi, keberagaman, dan perdamaian.
Keramahan Indonesia menjadi modal diplomasi dan rujukan Islam yang damai sehingga meminimalisir perilaku Islamofobia. “Yakni mengedepankan kesantunan bangsa yang ramah dan berdaulat,” ujarnya.
Islam mampu menjadi konsolidator dan komunikator bagi solidaritas umat Islam seluruh dunia. Menjaga kedaulatan Indonesia yang perlu melibatkan stakeholder bangsa. “Negara tidak boleh kalah dari siapa pun untuk memprioritaskan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.
KH Said mengajak para peserta untuk segera menjalin konsolidasi nasional dan meneguhkan konsensus kebangsaan. Hal itu sebagai upaya membendung segala infiltrasi dan pemaksaan kehendak dari berbagai pihak yang merugikan kepentingan nasional.
Melalui kekuatan seluruh umat, tokoh, pemimpin agama, dalam lingkup ormas Islam yang saling bekerja sama menjadi garda depan perubahan dan perbaikan negeri, “Ormas Islam harus mampu menjadi leader bukan menjadi dealer, menanggalkan perbedaan yang memicu perpecahan,” kata KH.Said.
Karena itu ia berharap, ideologi Pancasila dapat disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia, serta gaungnya dapat direplikasi bangsa lain. Selain itu, persatuan dan kesatuan Indonesia harus diperkuat terutama menghadapi turbulensi politik. Sesuai visi Indonesia yang Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur, KH.Said juga berharap, pihaknya mampu bekerja sama lebih lanjut dengan BNPT melalui gerakan ‘Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi’ yang telah digagas.
Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mendukung acara Tadarus Kebangsaan. Menurutnya acara yang digagas LPOI itu sejalan dengan program LDII yakni kebangsaan sebagai prioritas utama.
“LDII adalah ormas Islam yang nasionalis dengan meletakan nilai kebangsaan di posisi pertama. Kami berharap kedepan LDII bisa turut menjadi anggota LPOI karena hal ini akan menguatkan Ukhuwah Islamiyah diantara para ormas Islam yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Amrodji memandang LPOI dengan visinya meningkatkan dakwah Islamiyah yang Rahmatan Lil ‘Alamin dapat mewujudkan soliditas dan solidaritas umat Islam. “Dengan adanya LPOI dapat meningkatkan kerjasama ormas Islam dalam mewujudkan perdamaian dunia dan ini sama dengan semangat dakwah LDII,” imbuhnya.
Amrodji menegaskan tujuan utama hidup di bumi pertiwi ini ialah bisa memandang Pancasila sebagai rumah bersama yang perlu dirawat bersama sampai akhir zaman. Soal perbedaan, menurutnya selama syahadat, kitab suci, dan shalat sama-sama menghadap kiblat, maka semua adalah saudara muslim yang harus saling menjaga, menguatkan dan saling mengingatkan satu sama lain.
“Perbedaan itu wajar terjadi, energi kita harus kita fokuskan untuk menguatkan persamaan yang sangat banyak ini agar mempunyai nilai manfaat jangan terbalik fokus pada perbedaan, kalau kita fokus pada perbedaan yang kecil maka bisa menghilangkan kesamaan yang ada dan ini menjadi titik api pemicu perpecahan,” tegasnya.
Amrodji berharap LPOI adalah rumah sanding MUI yang saling melengkapi sehingga LDII bisa berada di dua rumah yang sama-sama menjadi rumah nyaman untuk bisa berkhidmad di masyarakat.