Bagi umat muslim sebuah pernikahan merupakan perintah Allah dan Rasul. Apabila seseorang menikah, maka ia akan menyempurnakan setengah agamanya (keimanannya). Namun dalam kenyataannya masih banyak anak muda yang takut menuju ke jenjang pernikahan dengan berbagai alasan, seperti belum cukup uang, belum bekerja, belum mapan, belum mandiri hingga belum siap mengarungi bahtera rumah tangga.
Menanggapi hal tersebut, PC LDII Sukolilo Surabaya menggelar Pengajian Samawa yang diselenggarakan di Masjid Khoirul Huda, Surabaya, Minggu (13/3/2016).
Pengajian Samawa yang dihadiri remaja siap nikah dan pengantin baru tersebut diawali dengan mengkaji dalil bab nikah yang disampaikan H. Alex Bernadi.
Alex menerangkan, terdapat tiga golongan yang mendapat pertolongan Allah. Pertama, orang yang berjihad di dalam agamanya Allah. Kedua, Budak yang menghendaki kebebasannya dan yang ketiga orang yang menikah agar dia terjaga.
“Seseorang setelah menikah, pasti mendapat keajaiban-keajaiban dari Allah. Ada saja pertolongan Allah yang tidak disangka-sangka,” ungkap Alex.
Selain memberi pembekalan pra menikah, pengajian tersebut juga memberikan kiat mengelola keharmonisan rumah tangga bagi pengantin baru.
Takmir Masjid Khoirul Huda, H. Mahfud Arifin mengatakan, pada umumnya orang menikah takut pada modal. Menurutnya, besar kecil rezeki sudah diatur oleh Allah dan setiap orang akan mendapatkan rezeki, termasuk bayi yang baru lahir.
“Bayi ketika masih di dalam kandungan juga mendapatkan rezeki dari Allah melalui tali pusar mendapatkan asupan gizi dari ibunya. Ketika tali pusar diputus (diputus rezekinya), lahir di dunia, Allah mengganti rezekinya yang lebih baik melalui ASI ibunya. Setelah 2 tahun bayi melalui tahapan penyapihan, Allah mengganti rezeki yang lain, bayi tersebut boleh makan, boleh minum air putih dan seterusnya. Jadi jangan khawatir masalah rezeki, rezeki dari Allah tidak akan putus insya Allah ada penggantinya,” ungkap Mahfud.
Mahfud berharap kepada suami dalam mengarungi bahtera rumah tangga pupuklah rasa cinta setiap hari. Jangan malu memanggil istrinya dengan sebutan sayang dan sebagainya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Dewan Penasehat PC LDII Sukolilo, KH. Sofyan Abadi mengatakan dalam mempertahankan sebuah bahtera rumah tangga cobaan pasti ada.
Di perjalanan hidup kalau menjumpai sesuatu yang tidak menyenangkan, sesungguhnya di balik itu Allah menciptakan kebaikan-kebaikan yang lebih.
“Suatu saat suami istri kalau ada perdebatan atau perselisihan jangan sampai segera memutuskan sesuatu yang tidak pada tempatnya atau merusak kehalalannya, seperti keluar kata cerai, tolak, dan sejenisnya, ” tutur Sofyan.
Sofyan menekankan agar suami jangan mudah mengeluarkan kata cerai demikian juga istri jangan mudah untuk minta cerai. Supaya diingat kembali masa-masa pertama bertemu, bernostalgia (kenangan manis masa lalu) untuk meredam pertengkaran di dalam rumah tangga.
Penulis: Sofyan Gani
Editor: Widi Yunani