Melakukan pencatatan keuangan secara rinci dan berkala dapat meringankan pekerjaan seorang pengusaha.
Hal tersebut disampaikan dalam acara webinar “Pelatihan Pembukuan Keuangan Sederhana dan Sosialisasi Produk BSI” yang diadakan DPW LDII Jawa Timur, Sabtu (24/9). Webinar diikuti oleh 69 titik studio mini di tingkat PC LDII se-Jawa Timur.
“Jadi kalau seorang pengusaha rutin melakukan itu, maka dia gak akan pusing lagi ketika harus mentotal pendapatan pada setiap bulan dan juga dapat melihat untung rugi,” ujar Ady Purwanto, Financing Review Manager PT Bank Syariah Indonesia (BSI), sekaligus salah satu pemateri.
Ady juga menyampaikan tentang empat informasi yang akan didapat ketika mempraktikkan pembukuan dengan baik dan benar. Pertama, informasi kinerja usaha, yakni mengetahui tentang untung, rugi dan juga hutang piutang yang ada di perusahaan tersebut.
“Kalau kita punya catatannya, maka kita gak akan pusing ini hutangnya siapa dan juga kita akan tahu tentang siapa saja yang belum membayar hutang pada perusahaan atau usaha tersebut,” terang Ady.
Kedua, informasi dana usaha. Kejelasan tentang sumber dana usaha itu sangat penting ketika akan mendirikan suatu usaha, supaya tidak terjadi penyalahgunaan dana.
“Harus tahu ini sumber dananya dari mana? Apakah ini dana hasil hutang ke perusahaan lain atau bagaimana? Hal ini harus diperjelas,” tambah Ady.
Lalu yang ketiga adalah pemasukan dan pengeluaran kas atau yang biasa disebut sebagai arus kas. Masuk berapa kasnya dan berapa banyak dana kas yang sudah dikeluarkan.
“Kas itu juga termasuk stok sumber dana kita, entah itu hasil sumbangan dari perusahaan lain atau dari sumber dana yang lainnya,” terang Ady.
Yang terakhir adalah informasi besaran biaya. Hal itu sangat diperlukan ketika akan melakukan ekspansi usaha atau buka cabang.
“Misalkan kita mau buka cabang usaha di daerah lain, nah kita pasti butuh yang namanya sumber dana, berapa dana yang akan dibutuhkan dalam mendirikan cabang usaha ini dan sumber dana ini akan dapat kita ketahui melalui pembukuan keuangan perusahaan yang telah dilakukan sebelumnya secara teratur dan rinci,” terang Ady.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur KH. Moch Amrodji Konawi dalam sambutannya ia juga menerangkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan ekonomi syariah kepada masyarakat LDII.
“Sebagai ormas Islam, kami berharap perilaku kehidupan dari berekonomi konvensional menuju ekonomi syariah,” terang Amrodji.
Ia juga menjelaskan bahwa mendapat rezeki yang halal itu telah menjadi doa umat Islam setiap saat. Oleh karena itu, proses transaksi itu juga harus bersifat halal.
“Jangan sampai terjadi riba kita tidak memahami atau bahkan tidak tahu. Karena kalau sudah masuk ke ranah riba, itu menjadikan ekonomi atau rezeki yang kita terima menjadi tidak halal,” terang Amrodji.
Ia menambahkan, pembukuan yang baik tak perlu menggunakan rumus rumit namun cukup pembukuan secara sederhana dan dapat dimengerti oleh semua pemegang kepentingan sebuah usaha.
“Semua pembukuan itu harus bisa dibaca secara sederhana dan bisa dimengerti dengan baik alur dari keuangan itu. Mulai dari pemasukan maupun pengeluaran,” terang Amrodji.
Oleh karena itu pembukuan yang baik dapat mencegah penyelewengan dana dan juga bisa dipertanggungjawabkan. Hal itu dapat meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap pelaku usaha.
“Harapannya semua pelaku bisnis secara pribadi maupun perkumpulan seperti usaha bersama, termasuk juga BMT itu bisa terjaga proses pembukuannya dengan baik, sehingga siapapun itu bisa melihat dan bisa tahu alurnya artinya bisa dipertanggungjawabkan dan tidak ada penyelewengan terhadap dana tersebut,” tutur Amrodji. (ysy)