Kota Mojokerto merupakan kota terkecil dan terpadat di Indonesia namun Kota Mojokerto mempunyai peran besar sebagai penyangga Provinsi Jawa Timur. Kota Mojokerto yang terdiri dari dua kecamatan dituntut untuk mampu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar bisa menyangga perekonomian Kota Mojokerto dan Provinsi Jawa Timur bisa terwujud.
Oleh karena itu, sebagai organisasi yang baik, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mendukung sepenuhnya langkah-langkah pemerintah kota yang bertekad menjadikan Kota Mojokerto menjadi kota pelayanan.
Hal ini disampaikan oleh ketua DPD LDII Kota Mojokerto, H. Suhartono dalam acara Musda VIII LDII Kota Mojokerto di Gedung Dharma Wanita, Mojokerto, Sabtu (28/11).
LDII berupaya bersama-sama masyarakat mewujudkan masyarakat Kota Mojokerto yang sehat, cerdas, sejahtera dan bermartabat. “Kami berharap dalam Musda ini tercetus program-program yang bersinergi dengan pemerintah kota dalam lima tahun kedepan,” tutur Suhartono.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto yang yang di sampaikan Asisten I Pemerintahan, Perekonomian dan Pembangunan Kota Mojokerto, Sumariono, S.Sos mengatakan, sebagaimana kita ketahui bersama LDII sebagai organisasi sosial keagamaan yang memperjuangkan ukhuwah Islamiyah sangat dibutuhkan masyarakat dan pemerintah Kota Mojokerto dalam rangka meneruskan dan mensosialisasikan program-program serta mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di bidang keagamaan.
“Saya berharap LDII meningkatkan perannya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dan memperjuangkan kepentingan umat beragama, demi terwujudnya hidup rukun, damai, tentram dan hidup berdampingan antar umat beragama,” tutur Sumariono.
Dalam kesempatan ini ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Drs. Ec. H. M. Amien Adhy mengatakan, tema Musda VIII LDII Kota Mojokerto sangat strategis dalam menghadapi pergantian tahun dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) serta Pilkada serentak.
Amien menambahkan, untuk penguatan SDM profesional religius LDII berkomitmen terus meningkatkan SDM dengan program tri suksesnya (berilmu, berakhlaqul karimah, mandiri) mulai dari anak-anak, pra remaja, sampai dewasa agar dibina terus.
“Kelak generasi LDII harus menjadi pelopor dalam hal pembangunan sehingga dalam rangka kita memperkuat program pemerintah menuju generasi emas tahun 2045,” kata Amien.
Amien juga menjelaskan, Indonesia di tahun 2025 akan menjumpai era Bonus Demografi. Di saat komposisi demografi usia tenaga kerja produktif mulai menyamai atau bahkan lebih banyak dari usia tenaga kerja nonproduktif. Padahal biasanya, orang nonproduktif lebih banyak daripada yang produktif sehingga biasanya orang yang bekerja harus menanggung orang yang tidak bekerja.
“Momen ini kalau tidak dipersiapkan maka kita tertinggal. Oleh karena itu LDII jangan bosan-bosan untuk membina generasi muda untuk menciptakan SDM yang unggul,” kata Amien. (Sofyan Gani)