Penggerak Pembina Generus (PPG) PC dan PAC LDII di wilayah Surabaya Utara mengadakan Festival Anak Sholeh (FAS) Virtual 2020 untuk mengasah kemampuan dan mencari bibit-bibit unggul dari para generasi penerus. Acara ini diisi beragam lomba diantaranya Tahfidzul Quran, Tartilul Quran, Adzan, dan Pemilihan Dai Cilik (Pildacil). Tema FAS tahun 2020 adalah Menguatkan Generus Tangguh Profesional Religius.
Pelaksanaan lomba dilakukan secara bertahap sejak babak penyisihan di bulan Oktober, sedangkan semifinal dilaksanakan 8 November dan puncaknya adalah final pada 22 November. Peserta lomba dibagi dalam tiga kategori, mulai dari PAUD, caberawit dan pra remaja). Kelompok PAUD hanya bisa mengikuti lomba Tahfidzul Quran.
Babak Penyisihan dilakukan di masing-masing PAC. Setiap peserta wajib mengirimkan satu video sesuai kategori lomba yang dikuti. kemudian para juri akan menilai melalui video yang dikirimkan tersebut.
Selanjutnya, babak semi final dan final dilaksanakan di Masjid Nasrullah, Tanah Merah, Surabaya. Pelaksanaannya tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sesi ini hanya boleh dihadiri oleh panitia, peserta dan pendamping yang maksimal berjumlah lima orang dari tiap PAC, dan tentunya tanpa ada penonton. Pendukung peserta bisa menyaksikan babak semi final dan final melalui live streaming via Youtube dan Zoom.
Ada 324 peserta lomba yang hanya diambil 27 orang pemenang. PC LDII Tanah Merah menjadi juara umum dengan mengumpulkan total 360 poin dari empat kategori lomba. peringkat kedua dari PC LDII Wonokusumo dengan 180 poin, dan peringkat ketiga dari PC LDII Bronggalan dengan 140 poin.
FAS merupakan acara rutin tahunan yang melahirkan generasi penerus pengamal ajaran Quran dan Hadits. Di tahun 2020 ini, meskipun tengah dilanda pandemi Covid-19, FAS tetap diselenggarakan dengan pelaksanaan lomba secara virtual. “Pandemi boleh ada di dunia, tapi kita harus tetap terus berkarya,” ujar Pembina PPG wilayah Surabaya Utara, Didik Eko Putro.
FAS bukan sekadar perlombaan, tapi sekaligus menjadi ajang pembinaan generasi penerus dan mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran caberawit. Pelaksanaan acara diupayakan memenuhi standar protokol kesehatan. “Meskipun di tengah pandemi, pembinaan juga harus tetap dilakukan, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan konsep yang berbeda,” ucap Ketua Acara, Hamzah Firdaus.
Maraknya kecanggihan sosial media juga sangat berpengaruh bagi para generasi muda. Banyaknya fitur aplikasi yang canggih dan menarik pada gadget membuat generasi penerus lebih sibuk dalam urusan gadget dari pada urusan agama. FAS juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengalihkan kesibukan generasi penerus dari urusan dunia ke dalam urusan ibadah.
“Harapan ke depan dari acara ini adalah semua peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat menjadi generasi penerus yang unggul dan juga dapat menjadi evaluasi pembelajaran di PC dan PAC LDII yang ada di wilayah Surabaya Utara,” tambah Hamzah Firdaus. (ysy)