Sepuluh malam akhir Ramadhan dimanfaatkan warga LDII untuk memburu Lailatul Qadar, satu malam lebih baik dari seribu bulan.
Seperti halnya yang dilakukan warga PAC LDII Medokan Semampir yang berbondong-bondong melaksanakan iktikaf di Masjid Luhur Al Ikhlas. Dimulai dengan buka puasa bersama hingga subuh untuk mendapatkan pahala Lailatul Qadar, Jumat (1/7).
Kegiatan iktikaf diisi dengan pengajian tadarus Al Quran hingga pukul 24.00 WIB. Setelah itu jamaah Masjid Luhur Al Ikhlas melanjutkan kegiatannya masing-masing hingga subuh diantaranya, berzikir, shalat malam, hingga menambah bacaan Al Quran masing-masing untuk memaksimalkan khatam 30 Juz.
Jamaah Masjid Luhur Al Ikhlas tidak hanya dari lingkungan sekitar melainkan banyak mahasiswa dari luar kota yang tinggal di asrama mahasiswa binaan Masjid Luhur Al Ikhlas. Sehingga setiap tahunnya Masjid Luhur Al Ikhlas menggelar buka puasa dan sahur bersama selama satu bulan penuh.
Takmir Masjid Luhur Al Ikhlas H. Musdiq Ali Suhudi mengatakan untuk menyukseskan bulan Ramadhan, jamaah Masjid Luhur Al Ikhlas mengadakan pengajian tadarus Al Quran selama bulan Ramadhan, dan di sepuluh akhir bulan Ramadhan jamaah Masjid Luhur Al Ikhlas beriktikaf hingga subuh.
“Kegiatan bulan Ramadhan di Masjid Luhur Al Ikhlas atmosfirnya benar-benar terasa. Meskipun dalam kondisi capek, ngantuk, hingga kondisi badan kurang sehat, kita bisa bersama-sama menikmati mencari Lailatul Qadar,” tuturnya.
Musdiq mengungkapkan dalam mencari Lailatul Qadar mempunyai kebanggaan tersendiri, ibarat pendakian ke puncak gunung yang membutuhkan tenaga, stamina, bekal semangat dan tekad untuk melihat pemandangan di atas puncak, sehingga para pendaki memiliki kebanggaan tersendiri karena bisa melalui dan menikmati proses pendakian yang luar biasa.
“Sebetulnya untuk melihat pemandangan di atas gunung bisa saja dilakukan dengan naik pesawat namun sensasinya biasa saja karena tidak bisa merasakan prosesnya seperti seorang pendaki. Oleh karena itu untuk mencari Lailatul Qadar membutuhkan kekuatan fisik yang luar biasa,” imbuh Musdiq.
Penulis: Sofyan Gani
Editor: Widi Yunani