Keluarga memiliki peran penting dalam mencegah kerusakan moral anak dan keharmonisan rumah tangga. Untuk itu orang tua haruslah memiliki ilmu yang cukup baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan sebagai bekal mendidik anak. Ilmu tersebut akan membentengi keluarga dari pengaruh negatif lingkungan, termasuk perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang marak akhir-akhir ini.
Untuk itulah Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Jawa Timur mengadakan Pengajian Sarimbit dengan tema ‘Pencegahan Generasi Muda dari Perilaku LGBT melalui Penguatan Keharmonisan Keluarga’, Minggu (20/3) di Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin, Surabaya.
Acara ini diikuti sekitar 150 orang,beberapa diantaranya pasangan suami istri utusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dan pengurus pleno DPW LDII Provinsi Jawa Timur, sedangkan sisanya merupakan ulama dan undangan lainnya.
Turut hadir membuka acara pengajian ini, Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Dalam materinya, Gus Ipul menekankan peran penting keluarga sebagai benteng pendidikan moral bangsa.
“Benteng terakhir itu adalah pada keluarga. Disinilah benteng keluarga menjadi sangat penting. Anak kita boleh keluar, ketemu macam-macam pandangan, ketemu macam-macam kenyataan, tapi setelah pulang cucilah, bersihkanlah, luruskan sesuai dengan pandangan sesuai keyakinan dan agama kita. Keluarga demikian adalah keluarga yang harmonis. Keluarga yang bapak ibunya menjadi orang tua yang melaksanakan perintah, keluarga yang guyub, keluarga yang rukun, keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah,” papar Gus Ipul.
Menurutnya, ketahanan keluarga patut menjadi perhatian serius. Namun, sebelum ada keluarga, ada faktor lingkungan. Lingkungan ini yang harus dibereskan. Lingkungan ini banyak stakeholdernya, termasuk pemerintah, ormas, TNI, polisi, pengusaha, kaum profesional. Semuanya terlibat dalam menciptakan lingkungan yang sehat, baik, sehingga masyarakat ini bergaul dalam suasana yang sehat. Untuk itu, Gus Ipul menyambut baik LDII dalam usaha untuk mengatasi macam-macam isu, diantaranya isu LGBT.
Ada dua sebab LGBT, jelas Gus Ipul. Pertama turunan, DNA nya LGBT. Kedua, sebab luar. Bisa karena sakit hati, disakiti, ikut-ikutan, atau mereka tidak menyadari telah bergaul dengan lingkungan orang-orang LGBT. Dengan kata lain lingkungan yang mempengaruhi seseorang bisa menjadi bagian dari LGBT.
Lebih lanjut Gus Ipul memaparkan, pada intinya Allah sudah melarang LGBT. Itu barang yang sudah jelas. Rasulullah juga menyampaikan beberapa riwayat yang mengharamkan hubungan sesama perempuan atau sesama laki-laki, apalagi dengan perempuan dan laki-laki (biseksual).
Untuk itulah semua pihak harus ikut terlibat. Gus Ipul pun akan menyalurkan aspirasinya LDII kepada gubernur untuk dibahas bersama-sama. Dalam prosesnya, ia akan kami menyampaikan juga kepada sejumlah pihak agar nanti ada ketentuan yang bisa menjadi payung hukum dalam rangka mengatasi masalah LGBT ini.
Sebelum pembukaan, dilakukan pembacaan Deklarasi Anti LGBT oleh Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur, Drs. Ec. H. Amien Adhy yang didampingi oleh para pengurus harian. Selanjutnya dilakukan penandatanganan Deklarasi Anti LGBT oleh para narasumber, tokoh dan undangan yang hadir.
“Menurut agama LGBT ini sangat tidak diinginkan, Allah melarang dan Rasul kita juga melarang, sehingga kita pun harus memperkuat ini. Alhamdulillah MUI juga sudah mengawali dengan fatwanya,” ujar Amien Adhy usai menandatangani Deklarasi Anti LGBT.
Amien menambahkan, bahwa LDII mengikuti saja apa yang sudah dijanjikan Gus Ipul terkait proses pembentukan landasan hukum untuk LGBT.
“Tadi sudah saya sampaikan kepada pak wagub. Mudah-mudahan bisa kita dorong terus untuk menjadi Peraturan Gubernur atau apapun kewenangan dari pemerintah provinsi. Kita juga akan menggalang kekuatan umat Islam,” tambah Amien.
Penulis: Widi Yunani