Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani atau akrab dipanggil Gus Yani mengatakan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan sejak dini. Yaitu dengan menyosialisasikan narkoba dan bahayanya kepada peserta didik lewat alat peraga maupun ceramah dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di sekolah.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Deklarasi Gresik bersih Narkoba, Selasa (6/12) di Aula Masjid Agung Gresik bersama Dewan Pendidikan, Ketua MUI, Dinas Pendidikan, BNNK, KEMENAG, Ketua Ormas, Lembaga Pendidikan dan Perwakilan MUI Kecamatan Se-Kabupaten Gresik.
“Menanggulangi bahaya narkoba untuk generus harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan dan tokoh masyarakat,” ujar Gus Yani.
Kabupaten Gresik dikenal sebagai Kota Wali sekaligus Kota Santri. Penyebutan itu tidak lepas dari kegiatan syiar agama Islam yang dilakukan oleh Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim yang makamnya terdapat di Gresik. Selain itu, juga menjadi Kawasan Industri yang bekembang di Jawa Timur.
Di sektor edukasi dan pendidikan, Kabupaten Gresik cukup banyak menyedot masyarakat luar Gresik untuk menyekolahkan ataupun memondokkan putra-putrinya di Kabupaten Gresik. Karena Gresik memang memiliki banyak sekolah atau kampus dan pondok pesantren dengan kualitas yang dianggap baik. Begitu pula sektor industri, banyak pekerja dari luar Gresik yang datang untuk bekerja di sektor-sektor industri.
Dari hal tersebut permasalahan-permasalahan sosial timbul seiring dengan perkembangan zaman. Salah satunya terkait narkoba yang menjadi ancaman bagi generasi muda dan sektor-sektor penunjang di Kabupaten Gresik. Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup maupun disuntikkan. Narkoba dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.
Dalam sambutannya, Gus Yani juga menegaskan bahwa salah satu bentuk kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat diwujudkan dengan menanggulangi bahaya narkoba bagi anak didik dan pelajar.
“Saat ini, kita sedang menyongsong generasi emas. Dimana jumlah generasi pemuda kita akan lebih banyak dan ini akan menjadi ancaman bagi negara lain. Sehingga upaya kita bersama dalam menanggulangi bahaya narkoba sekaligus untuk menyongsong generasi emas di masa depan,” kata Gus Yani.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPD LDII Kabupaten Gresik KH. Abdul Muiz Zuhri menyampaikan bahwa peran orang tua dalam mendidik anak akan mempengaruhi perilaku anak di masa depan. Salah satu sokusinya adalah memberi pendidikan agama kepada anak, agar anak memiliki iman yang kuat, sehingga tidak mudah terpengaruh dengan narkoba. Hingga nantinya akan membentuk suatu karakter, bahwa setiap individu tersebut anti narkoba.
“Para generasi muda generus bangsa harus mampu menguatkan hati, memperteguh iman dan mengisi waktu dengan hal-hal positif,” tutur Muiz.
Sukses seorang pelajar itu bukan hanya berprestasi di bidang akademik, bisa menyelesaikan proses belajar di sekolah. Tapi juga harus bisa sukses menghindarkan dirinya dari hal-hal yang berbahaya, seperti tawuran dan narkoba.
“Sesukses apapun dia, kalau dia terjerat dengan persoalan seperti itu maka hilanglah semua prestasi-prestasi yang telah diraih, hilanglah semua cita-nya dan pupuslah harapan orang tuanya. Maka menanggulangi bahaya narkoba pada pelajar itu menjadi kewajiban kita bersama dan harus dilakukan, sehingga generus bisa sukses dan nantinya bisa menyongsong kehidupan yang lebih baik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara” pungkasnya.
Seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan deklarasi tetsebut memiliki komitmen untuk bersama-sama memerangi narkoba dan menerapkannya dalam keseharian. (Rizky/Lines)