Perekonomian syariah akan lebih terarah jika disertai pembukuan rutin. Hal itu bisa meminimalkan penyalahgunaan dalam transaksi.
Untuk mengenalkan pembukuan perekonomian berbasis syariah, DPW LDII Jawa Timur mengadakan “Pelatihan Pembukuan Keuangan Sederhana dan Sosialisasi Produk BSI”, Sabtu (24/9) secara daring. Acara itu diikuti oleh 69 titik studio mini di tingkat PC LDII se-Jawa Timur.
Acara tersebut merupakan tindak lanjut kerjasama LDII dengan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) tahun 2022. Ketua DPW LDII Jawa Timur KH. Moch. Amrodji Konawi turut hadir membuka acara.
“Kerjasama LDII dan BSI sudah mulai dilakukan, dari kegiatan Usaha Bersama (UB) LDII berbasis masjid hingga Baitul Mal wa Tamwil (BMT),” terang Amrodji.
Dalam sambutannya ia juga menerangkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan ekonomi syariah kepada masyarakat LDII. “Sebagai ormas Islam, kami berharap perilaku kehidupan dari berekonomi konvensional menuju ekonomi syariah,” terang Amrodji.
Ia juga menjelaskan bahwa mendapat rezeki yang halal itu telah menjadi doa umat Islam setiap saat. Oleh karena itu, proses transaksi itu juga harus bersifat halal.
“Jangan sampai terjadi riba kita tidak memahami atau bahkan tidak tahu. Karena kalau sudah masuk ke ranah riba, itu menjadikan ekonomi atau rezeki yang kita terima menjadi tidak halal,” terang Amrodji.
Ia menambahkan, pembukuan yang baik tak perlu menggunakan rumus rumit namun cukup pembukuan secara sederhana dan dapat dimengerti oleh semua pemegang kepentingan sebuah usaha.
“Semua pembukuan itu harus bisa dibaca secara sederhana dan bisa dimengerti dengan baik alur dari keuangan itu. Mulai dari pemasukan maupun pengeluaran,” terang Amrodji.
Oleh karena itu pembukuan yang baik dapat mencegah penyelewengan dana dan juga bisa dipertanggungjawabkan. Hal itu dapat meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap pelaku usaha.
“Harapannya semua pelaku bisnis secara pribadi maupun perkumpulan seperti usaha bersama, termasuk juga BMT itu bisa terjaga proses pembukuannya dengan baik, sehingga siapapun itu bisa melihat dan bisa tahu alurnya artinya bisa dipertanggungjawabkan dan tidak ada penyelewengan terhadap dana tersebut,” tutur Amrodji.
Meringankan Pekerjaan dengan Pembukuan Usaha
Melakukan pencatatan keuangan secara rinci dan berkala dapat meringankan pekerjaan seorang pengusaha. Financing Review Manager PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Ady Purwanto, memberi pembekalan pada warga LDII tentang membuat pembukuan keuangan pelaku ekonomi syariah.
Pembukuan keuangan terbagi empat bagian. Pertama, informasi kinerja usaha, yakni mengetahui tentang untung, rugi dan juga hutang piutang yang ada di perusahaan tersebut.
“Kalau kita punya catatannya, maka kita gak akan pusing ini hutangnya siapa dan juga kita akan tahu tentang siapa saja yang belum membayar hutang pada perusahaan atau usaha tersebut,” terang Ady pada acara Pelatihan Pembukuan Keuangan Sederhana dan Sosialisasi Produk BSI.
Kedua, informasi dana usaha. Kejelasan tentang sumber dana usaha itu sangat penting ketika akan mendirikan suatu usaha, supaya tidak terjadi penyalahgunaan dana.
“Harus tahu ini sumber dananya dari mana? Apakah ini dana hasil hutang ke perusahaan lain atau bagaimana? Hal ini harus diperjelas,” tambah Ady.
Lalu yang ketiga adalah pemasukan dan pengeluaran kas atau yang biasa disebut sebagai arus kas. Masuk berapa kasnya dan berapa banyak dana kas yang sudah dikeluarkan.
“Kas itu juga termasuk stok sumber dana kita, entah itu hasil sumbangan dari perusahaan lain atau dari sumber dana yang lainnya,” terang Ady.
Dan yang terakhir adalah informasi besaran biaya. Hal itu sangat diperlukan ketika akan melakukan ekspansi usaha atau buka cabang. (ysy)