Keberhasilan generasi penerus (generus) tak lepas dari peran aktif para mubaligh. Untuk itu, Penggerak Pembina Generus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (PPG LDII) menggelar webinar dengan tema Peran Mubaligh dalam Keberhasilan Generus, Minggu (28/02).
Webinar ini diakses 7.000 pendidik dan menghadirkan ustadz kondang KH. Ubaidillah Al Hasany dan Yoyok Dwi Sasongko.
Ubaid menjelaskan bahwa mubaligh adalah salah satu unsur dalam PPG yang berperan penting akan kesuksesan generus. Para mubaligh harus mempunyai tekad kuat dan semangat juang yang tinggi agar dapat mencetak generus yang sukses.
“Generus yang sukses adalah generus yang unggul. Unggul disini adalah memiliki tri sukses, enam tabiat luhur dan empat tali keimanan,“ jelas KH. Ubaidillah.
Tri sukses adalah kiat-kiat di dalam keberhasilan yaitu memilki ilmu, akhlak yang baik serta kemandirian. Sedangkan enam tabiat luhur adalah perangai atau perbuatan baik yang terus dilakukan berupa rukun, kompak, kerjasama yang baik, jujur, amanah dan mujhid muzhid. Adapun empat tali keimanan ialah sebuah pengikat keimanan seseorang berupa kesyukuran, kesungguhan, ketakdziman dan mau untuk berdoa.
Sebagai mubaligh yang mendidik generus, Yoyok menekankan tentang totalitas seorang pendidik. Kali ini Yoyok dan Ubaid sepakat bahwa keteladanan adalah hal yang harus dimiliki oleh para mubaligh.
“Selain menuntaskan materi yang ada, pendidik juga harus memberi contoh teladan kepada anak, tidak hanya berupa nilai, namun dengan teladan akan tumbuh sebuah sikap dan akhlak baik,“ ujar Yoyok.
Mendukung pernyataan Yoyok, bagi KH. Ubaidillah keteladanan adalah cara mengajar yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada umatnya, mulai dari bagaimana Nabi Muhammad bertutur kata yang baik, sopan terhadap orang yang lebih tua, bahkan sampai kebiasaan berpakaian yang rapih.
Kebiasaan baik yang dilakukan oleh pendidik dapat mendorong psikologis anak untuk melakukan apa yang anak lihat. “Bagaimana kita (mubaligh) menjadikan generus itu sukses, jadikanlah generus seperti kita juga,“ pungkas KH. Ubaidillah.
Artinya, keberhasilan generus bisa dicontoh dari pendidik yang telah memiliki jiwa unggul seperti diatas.
Yoyok berpesan kepada para mubaligh untuk siap akan tantangan yang mereka hadapi, misal mubaligh harus bisa memahami karakteristik anak untuk mendalami pengajaran, menghidupkan susasana jenuh dalam kelas menjadi menyenangkan, kreatif dalam mengajar serta tak lupa untuk mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan.
Tantangan nyata yang sedang mereka hadapi adalah pandemi covide 19, karena mereka tidak dapat bertatap muka dengan anak. “Pandemi adalah tantangan para mubaligh didalam memyampaikan ilmu mereka, untuk itu para mubaligh supaya memutakhirkan metode pengajaran yang dimilkinya, misal memerintah anak untuk merekam video selama kegiatan pembelajaran kemudian dikirimkan kepada orang tua anak,“ ujar Yoyok.
Pandemi bukanlah penghalang untuk seorang mubaligh dalam menyapaikan ilmu yang dimilki.
Saat penutupan webinar KH. Ubaidillah menegaskan kepada para mubaligh bahwasannya mereka adalah orang yang memilki ilmu yang lebih dalam khususnya ilmu agama, dengan artian mubaligh adalah orang penting yang dapat membantu para pengurus PPG akan keberhasilan generus. (ratih)