DPP LDII memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 dengan menggelar serangkaian kegiatan di Kabupaten Ngawi dan perkebunan teh Jamus.
Ketua DPP LDII Sudarsono juga menjelaskan, pada tahun 2023 ini akan diadakan puncak “Bulan Peduli Sampah Nasional”. Pada Sabtu, 18 Februari 2023 diadakan pelatihan batik ecoprint dan pengelolaan sampah menjadi barang yang bermanfaat. Selain itu, di Jamus akan dilakukan penanaman pohon pada Minggu, 19 Februari 2023.
Sudarsono mengatakan, sejak tahun 2008 LDII telah berkontribusi aktif dalam bidang lingkungan, meski bersifat sporadis di tiap daerah. Seperti melakukan penanaman pohon dalam gerakan Go Green dan isu lingkungan lain. Hingga pada Rakernas LDII Tahun 2012, kegiatan Go Green dijadikan program umum DPP LDII.
“Kami yakin, isu yang berkaitan dengan lingkungan bisa menjadi dakwah bil haal. Jika muballigh berdakwah secara bil qolam maupun bil lisan, maka DPP LDII berdakwah langsung dengan aktivitas di lapangan,” katanya.
Sebelum tahun 2020, kegiatan Go Green bersifat mandiri dan belum bekerja sama dengan institusi pemerintah secara menyeluruh. Setelah itu, DPP LDII memastikan bekerja sama dengan pemerintah untuk percepatan program.
“Sejak 2020 kami menginisiasi kegiatan yang bersifat mendukung dan memfasilitasi kegiatan KLHK di kalangan warga LDII. Pada tahun itu pula kami juga mengadakan penanaman pohon di seluruh Indonesia. Pada 2021 kami mengadakan webinar tindak lanjut penangan sampah di jajaran organisasi,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Abdul Muin mengapresiasi dan menilai modal sosial yang dimiliki LDII bisa membantu menyukseskan program pengelolaan sampah pemerintah. LDII punya komunitas, warga binaan, dan sangat dekat pada tingkat akar rumput.
Ia juga memaparkan strategi pemerintah dalam mengelola sampah nasional, “Berdasarkan roadmap pemerintah, sampah ke depan akan dikelola secara zero waste dan zero emission. Rencananya, sampah terkelola dengan baik, sehingga tidak ada yang lari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” paparnya.
Langkah tersebut tercantum dalam Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) dan Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Pengelolaan Sampah. Abdul Muin mengatakan target pengelolaan sampah yang tertangani sebesar 70% dan target pencapaian zero waste sebesar 30% pada tahun 2025.
Sekitar 70% sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, sampai diangkut ke TPA. Sementara 30% pengurangannya melibatkan berbagai sektor termasuk masyarakat dan swasta. Dan yang paling sederhana adalah melalui pilah dengan bank sampah sampah yang dikelola dari sumbernya yaitu rumah tangga.
“Sampah dipilah dari jenis organik dan non organik. Sampah non organik dimasukan ke bank sampah, “Dari bank sampah, dibawa ke bank sampah induk untuk di recycle, reduce, dan reuse kembali,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah punya keterbatasan sampai ke akar rumput, namun harus menggunakan segala sumber daya yang ada. Termasuk LDII untuk bisa menyampaikan program pengurangan sampah di tingkat akar rumput masyarakat.
“Saya lihat LDII punya program bank sampah dari masjid dan sampah jadi jariyah. Menurut saya ini luar biasa. Ini harus dicatat dan dilaporkan pada pemerintah setempat untuk dikumpulkkan menjadi data nasional. Serta jadi pertanggungjawaban di dunia Internasional. Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi sampah,” katanya.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Nugrahaningrum, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kabag Kesra) Kabupaten Ngawi Faruq Nur Qomar, pengurus Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII, perwakilan Aisyiah Muhammadiyah, dan perwakilan Muslimat NU. Sementara sekitar 100 Wanita LDII Kabupaten Ngawi dan santri Ponpes Baitul Hikmah Almasnurin Ngawi menjadi peserta pelatihan di acara itu.