Pabandya Bakti TNI Staf Teritorial Daerah Militer (Sterdam) V/Brawijaya, Letkol Inf Drs. Didi Suryadi, MAP Mengungkapkan bahwa bela negara sudah ada sejak 10 November 1945 yaitu peristiwa perobekan bendera Belanda (Merah-Purih-Biru) di atas Hotel Yamato (sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan Surabaya.
Kemarahan arek-arek Suroboyo kala itu mendorong para pemuda yang berkumpul di luar langsung mendobrak masuk ke Hotel Yamato. Dan tiga pemuda yaitu Sidik, Hariyono dan Kusno Wibowo naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda dan merobek warna birunya, kemudian mengereknya kembali ke puncak tiang bendera. Pengibaran bendera merah putih tersebut disambut kemenangan oleh arek-arek Suroboyo di bawah hotel dengan teriakan ‘Merdeka’ berulang kali.
“Insiden tersebut merupakan murni bela negara tanpa paksaan, arek-arek Suroboyo yang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia,” ungkap Didi di acara ToT Matematika Bela Negara di Makorem 084 Bhaskara Jaya, Senin (2/5).

Didi menambahkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan hasil kerja keras pertempuran para pemuda melawan penjajah. “Seperti kata Bung Karno, beri aku 1.000 orang tua maka akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia,” tambahnya.
Namun bagaimana dengan kondisi para pemuda saat ini dengan pengaruh perkembangan informasi, komunikasi dan budaya luar sehingga lunturlah rasa nasionalisme.
“Apalagi saat ini gencar-gencarnya negara asing menyebar luaskan jaringan, pengedar dan pengguna narkoba sehingga merusak akal sehat para pemuda. Menjaga dirinya saja sempoyongan apalagi menjaga negaranya,” pungkas Didi.
NKRI masih tegak sampai saat ini berkat kuatnya generasi mudanya. Maka negara asing berusaha merusak generasi muda melalui narkoba untuk mematikan akal dan moralnya.
Oleh karena itu menurut Didi, wawasan kebangsaan dan bela negara sangat diperlukan bagi generasi muda saat ini.
Penulis: Sofyan Gani
Editor: Widi Yunani