Di tengah perkembangan teknologi digital saat ini menuntut kegiatan jurnalistik perlu menyesuaikan pula. Para jurnalis perlu mempersiapkan bagaimana menghadirkan informasi yang cepat namun tetap akurat.
Untuk memperkuat hal itu, LDII menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Mahir Dasar di Ponpes Wali Barokah Kota Kediri, Sabtu dan Minggu, (27-28/8). Pelatihan diikuti sekitar 200 peserta perwakilan dari DPD LDII kabupaten/kota se Jawa-Bali.
Ketua Ponpes Wali Barokah Kediri KH. Sunarto mengungkapkan perlunya generasi muda LDII berkontribusi lewat jejaring komunikasi dan informasi. Ia berharap ada hasil setelah mengikuti pelatihan tersebut.
“Harapan saya ambil ilmu jurnalistik sebaik-baiknya, sebab ada tanggung jawab yang harus dibawa nantinya dengan menerapkan ilmu pelatihan ini ke masing-masing DPD kabupaten/kota,” tegasnya
Ia menambahkan, para tokoh agama Kota Kediri sepakat menjaga toleransi beragama untuk merawat keutuhan bangsa. “Yang sama jangan dibedakan, dan yang beda jangan disamakan,” tegasnya.
KH. Sunarto menjelaskan secara detail bahwa saat ini momen yang tepat untuk mengedepankan persamaan antar umat beragama.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso memberikan semangat kepada peserta. Ia menjelaskan terus berkembangnya teknologi digital menjadi faktor bagi generasi muda agar ikut berkecimpung di dalamnya dan menggunakan manfaatnya secara positif.
“Perlunya generasi muda menggunakan teknologi digital dengan mengambil manfaat dan meminimalisir disrupsi, salah satunya dengan menyiarkan kebaikan, dakwah bil hal, dan amar ma’ruf,” ungkap Chriswanto.
Gerakan tersebut bisa diterapkan melalui ilmu jurnalistik. Ia berharap peserta bisa mengembangkan ilmu pelatihan dan potensinya ke wilayahnya masing-masing.
Selanjutnya, Ketua Departemen Komunikasi, Informasi dan Media DPP LDII Ludhy Cahyana mengungkapkan, LINES memiliki tugas mempublikasikan kegiatan internal dan eksternal, membuat website resmi organisasi bekerja sama dengan Departemen TIAT, serta melaksanakan edukasi dan pelatihan.
Terakhir, ia mengungkapkan, tim LINES yang solid, dibentuk dengan merekrut sumber daya manusia yang memahami media sosial, kepenulisan, kewartawanan, desain, kamera, hingga website. “Kelola organisasi LINES dengan suasana saling memotivasi, penuh kedisiplinan dan rasa nyaman. Jangan lupa melaksanakan musyawarah rutin untuk menjaga konsistensi berita,” tutupnya.
Pelatihan tersebut merupakan lanjutan dari pelatihan jurnalistik sebelumnya yang digelar secara hibrid. Pelatihan kali ini dilaksanakan secara tatap muka dan terbagi menjadi tiga kelas, yakni Jurnalistik Online, Jurnalistik Televisi, dan Media Sosial.