Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, bahwa peran Dai masih diperlukan dan dipercaya oleh masyarakat. Para Dai diharapkan mampu memberikan dakwah yang baik dan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat agar mau membuat dirinya lebih maju, terutama menyongsong pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Hal ini diungkapkan Gus Ipul dalam Diklat Dakwah dan Fiqh Angkatan V di Gedung SAC, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Jawa Timur, Sabtu (31/10/2015).
Gus Ipul juga memberikan pesan kepada para Dai LDII agar menjadi manusia yang mantap dan unggul. Ia mengatakan, terdapat ciri-ciri yang bisa dikenali dari manusia unggul. Pertama, manusia unggul pasti memiliki Intelectual Happiness. Ciri dari manusia ini adalah mereka yang mampu mengolah otak dan akalnya dengan baik. Semua orang sukses pasti memiliki kebahagian dan fokus terhadap pencapaian dalam menggapai cita-cita. “Pinter dan cerdas serta dapat menggunakan akalnya dengan baik adalah ciri manusia unggul,” ungkapnya.
Ciri manusia unggul selanjutnya adalah memiliki Spiritual Happiness. Artinya, manusia merasa bahagia jika dekat dengan tuhan yakni sang penciptanya. Sebab, jika pintar saja tapi tak bertuhan maka kepintarannya akan hilang. “Ciri inilah yang harus dimiliki guna menjadi manusia unggul. Pintar dan harus dekat dengan tuhannya adalah hal yang harus dimiliki oleh manusia unggul,” tegasnya.
Gus Ipul menambahkan, Physical Happiness atau berpenampilan menarik sehingga memberikan kepercayaan diri adalah ciri yang mutlak dimiliki oleh Para Dai. Para Dai harus memperhatikan Physical Happiness dan keterampilan. Yang dimaksud Physical Happiness adalah kebahagiaan terhadap penampilan. “Para Dai harus memiliki semangat dalam berpenampilan yang menarik. Orang jaman saat ini, tidak hanya melihat isinya saja, namun juga harus menarik tampilannya secara fisik,” terangnya.
Material Happiness atau kebahagiaan yang dimiliki oleh Para Dai karena kebutuhan hidup dan kesejahteraannya terpenuhi. Para Dai LDII sudah merintis ini, namun tetap harus ditingkatkan di masa yang akan datang, pungkasnya.
Diklat ini menampilkan beberapa narasumber yakni: Prof. Dr. KH. Abd. A’la, MAg (Rektor UINSA), Prof. Dr. KH. Ali Azis, MAg (Ketua Umum Asosiasi Dai Se-Indonesia), Prof. Dr. KH. Abd Salam Nawawi, MAg (Ketua BAZ Jatim), Drs. KH. Mahfudh Shodar, MAg (Kepala Kemenag Jatim), Prof. Dr. KH. Syafiq A Mughni, MA (Ketua PP Muhammadiyah), Dr. H. Sahid MH, MAg (Dekan Fakultas Syariat & Hukum UINSA), Prof. Dr. KH. Thohir Luth, MA (Ketua PW Muhammadiyah Jatim), Drs. KH. Ilhamulloh Sumarkan, MAg (Ketua PW LDNU Jatim), Prof. Dr. KH. A. Faishal Haq, MAg (MUI Jatim), dan Irjen (Pol) Drs. Anton Setiadji, SH, MH (Kapolda Jatim). Sedangkan salah satu moderatornya adalah H. Imam Pujiarto, S.Sos, MSi selaku Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Jawa Timur sekaligus selaku Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Surabaya.
Sebanyak 94 Dai sebagai peserta diklat diberi bekal sebelum turun di tengah masyarakat. Dengan menggandeng lintas lini baik itu perguruan tinggi maupun Polri, diharapkan Para Dai dapat menjadi garda terdepan menjaga kondusivitas di Jawa Timur.
Selain ilmu dakwah dan fiqih, diklat tersebut juga memberikan pemantapan materi tentang Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), sehingga Para Dai dapat memberikan ceramah menyejukkan dalam masyarakat.
Dalam acara tersebut, Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Surabaya mengikutsertakan 6 Dai ditambah perwakilan dari pondok pesantren, serta turut berperan aktif dalam kegiatan tersebut. (IP/DPDSBY)