PJ Wali Kota Kediri Zanariah bersama Forum Koordinasi Daerah (Forkompimda) mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, pada Rabu (17/4). Momen silaturahim tersebut merupakan rangkaian Safari Idul Fitri 1445 H pejabat Kota Kediri dengan sejumlah ulama dan pengasuh ponpes.
“Selain Ponpes Wali Barokah Kota Kediri, kami juga berkunjung ke beberapa Ponpes. Alhamdulillah kegiatan silaturahim idul fitri 1445 H dan halal bi halal berjalan dengan lancar,” kata Zanariah.
Menurutnya, toleransi di Kota Kediri sudah sangat baik, tapi harus lebih ditingkatkan ke depannya. Menurutnya Kota Kediri berhasil mempertahankan kedudukannya dengan masuk 10 besar kategori kota paling toleran di Indonesia, menurut SETARA Institute berdasarkan penilaian Indeks Kota Toleran (IKT) 2023.
“Sebelumnya di peringkat lima, kini Kota Kediri ada di peringkat tujuh se-Indonesia. Walaupun peringkatnya turun, namun perolehan nilainya naik dari 5,850 menjadi 6,073. Semoga ke depan bisa terus naik, kami harapkan bantuan dan dukungan masyarakat serta doa para kyai agar Kota Kediri tetap aman, lancar, tidak ada konflik,” katanya.
Harapan Zanariah sangat beralasan mengingat di bulan November 2024 yang akan datang, terdapat Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) khususnya Pilgub dan Pilwali di Kota Kediri, Jawa Timur.
“Semoga Pemilukada yang akan datang berjalan aman, lancar, sukses, tidak ada ribut-ribut, Terpilihlah kepala daerah yang terbaik untuk Kota Kediri. Tolong teman-teman media juga ikut berperan membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyampaikan informasi yang positif dan produktif, tidak lagi share informasi yang provokatif dan destruktif,” pungkas Zanariah.
Sementara itu Ketua Ponpes Wali Barokah Kota Kediri KH Sunarto menuturkan, untuk merawat kebersamaan sangat penting membangun saling pengertian antara satu dengan yang lain. Ia berharap Ramadan, yang mengajarkan kesabaran dan menahan diri untuk berbicara yang tidak baik, bisa terus dilaksanakan sehari-hari, “Dengan kesabaran dan menahan diri dari perkataan yang tidak baik, Kota Kediri terus kondusif,” tambahnya.
Kerukunan dan kebersamaan itu hanya bisa dibangun, yang pertama karena saling pengertian diantara kedua belah pihak. Kemudian yang tidak kalah penting juga dibiasakan untuk bertutur kata yang baik, saling menghargai dan saling mengormati satu dengan yang lain. “Itulah hakikatnya dari toleransi yang selama dikembangkan di Kota Kediri,” tegas KH Sunarto.
Dalam kesempatan tersebut KH Sunarto memberikan dua buku kepada PJ Wali Kota Kediri. Yang pertama yaitu laporan kegiatan pondok selama kurun waktu tahun 2023, khususnya menyangkut kegiatan sosial kemasyarakan, “Jadi peran-peran pondok di dalam bidang pendidikan pemberdayaan masyarakat, serta peran dakwah yang sudah rutin kita lakukan” lanjutnya.
Buku kedua adalah majalah Nuansa Persada terbitan Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Indonesia (DPP LDII). Pihak pondok juga diminta ikut menyebarluaskan informasi tentang kegiatan dan keberadaan LDII, “Sehingga selama ini yang oleh banyak pihak dikatakan kurang informasi dan kurang koordinasi, mudah-mudahan dengan memberikan informasi hubungan antar pihak yang terjalin selama ini bisa lebih kita tingkatkan,” tutup KH Sunarto.
Hadir pada kegiatan ini, Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, Dandim 0809 Kediri Letkol Inf Aris Setiawan, Kepala Kejaksaan Negeri Kediri Andi Mirnawaty, Ketua Pengadilan Negeri Kediri Maulia Martwenty, Danbrigif 16 Wira Yudha Letkol Inf Taufik Ismail, Danyonif 521 Mayor Inf Rahadyan Surya Murdata, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, Kemenag Kota Kediri, para Asisten Sekretariat Daerah, dan Kepala OPD terkait, serta Lurah Burengan dan Banjaran. (Mzda)