Surabaya (Antara Jatim) – Polda Jatim bekerja sama dengan lintas lini seperti perguruan tinggi maupun organisasi masyarakat Islam memberikan bekal Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) pada 94 dai yang tersebari di Jatim, untuk menjaga kondusivitas daerah Jatim.
“Sebanyak 94 Dai yang tersebar di Jawa Timur diberi bekal sebelum turun di tengah masyarakat. Kami menggandeng lintas lini baik itu perguruan tinggi maupun Polri, karena diharapkan para dai dapat menjadi garda terdepan menjaga kondusivitas di Jatim,” kata Wadir Binmas Polda Jatim, AKBP Dulfi Muis SH Sik pada acara Diklat Dakwah dan Fiqih Angkatan V di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Sabtu.
Ia mengatakan, dengan adanya pembekalan yang diberikan, diharapkan muncul dai Kamtibmas yang menyejukkan bukan menyesatkan, karena selama ini masih banyak Dai yang ceramah dengan pesan-pesan provokatif yang bertujuan menangkal pengaruh negatif yang menyimpang dari ajaran Islam.
”Dengan menggandeng Dai Kamtibmas, tokoh agama dan masyarakat, kami mengedepankan mereka menjadi benteng untuk mencegah, dan menanggulangi pengaruh ISIS di sini. Teknisnya dengan memberikan pencerahan dakwah, bagaimana beragama yang benar karena ini menyangkut ideologi yang bertentangan dengan Pancasila,” paparnya.
Disisi lain, Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Jawa Timur, Drs.Ec. H. Amien Adhy mengatakan bahwa semua pihak harus bekerjasama, sehingga para Dai harus memiliki pemantapan ilmu dakwah, fiqih, maupun materi Kamtibmas agar memberikan ceramah menyejukkan.
“Dai provokatif dan Dai dengan ceramah menyejukkan itu beda tipis, karena itu kita gandeng Polda Jawa Timur untuk memberikan pemahaman akan Kamtibmas. Dai kamtibmas yang digagas LDII ini, nantinya akan berkolaborasi dengan kita, bersama- sama turun ditengah masyarakat, memberikan pemahaman-pemahaman masalah aturan-aturan,” tuturnya.
Jadi dari segi Agama, lanjutnya ada Dai Kamtibmas, dari pangamanan dan ketertiban ada Polri, semua saling bersinergi setta tidak hanya kader LDII yang diberi pembekalan, tapi juga ada ormas lain seperti Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN, Sunan Ampel Surabaya, Dr. H. Sahid HM, M.Ag, menilai dari segi akademis yang menitikberatkan pada metode pendekatan berdasarkan pendidikan dan pengajaran kepada Dai muda, sehingga yang diberikan bisa di implementasikan kepada masyarakat.
“Ini sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya dari tokoh agama, agar mereka lebih paham, disamping aspek pendidikan dan pengajaran, ada juga pengabdian ke masyarakat, ini sekaligus mentransformasikan antara dakwah dan fiqih,” ujarnya.
Dakwah, ia menambahkan tidak bisa dipisahkan dari fiqih, karena fiqih ini mengikuti perkembangan masyarakat. Saling keterkaitan antara dakwah dan fiqih ini sekaligus sebagai filter membendung paham radikal.
“Jadi tanpa dakwah tanpa menggunakan fiqih, akan radikal orang itu, maunya sendiri, apalagi ingin membentuk negara dan sebagainya, ini kan bahaya,” tandasnya. (*)
Editor: Chandra Hamdani Noer
Sumber: http://www.antarajatim.com/lihat/berita/167061/polda-jatim-beri-bekal-kamtibmas-94-dai