Kerjasama antara Kepolisian Republik Indonesia dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam menekan lonjakan peredaran narkotika dan obat terlarang (narkoba) di Jawa Timur.
Hal ini diungkapkan Direktur Direktorat Reserse Narkoba (Dir Ditresnarkoba) Polda Jawa Timur Kombes Pol Arie Ardian Rishadi pada Sosilisasi Gabungan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba di gedung Mahameru Polda Jatim, Rabu (14/9).
“Bayangkan saja, bila masyarakat menginformasikan dan berhasil mengungkap 1 gram sabu, itu artinya bisa menyelamatkan 3 nyawa generasi bangsa,” ujarnya.
Arie mengemukakan pengguna narkoba tak mengenal usia maupun jabatan. Dari usia sekolah dasar sampai orang dewasa yang sudah tidak produktif, “Dari tingkat pendidikan terendah sampai tertinggi. Dan 90 persen pengguna ada di usia produktif. Hal ini sangat mengancam keberlangsungan bangsa kita,” cetusnya.
Menurut Arie jalur distribusi pengedar narkoba sangat luas, dari jalur darat, laut hingga pesisir. Bahkan, berbagai modus pengedar narkoba mereka lakukan seperti menyimpannya di dalam kaleng cat, pompa air, rise cooker, hak sepatu, ban serep, hingga celana dalam.
“Secara logika, di bandara tidak mungkin lolos dari x-ray. Namun nyatanya mereka bisa tembus. Artinya di jalur-jalur rapatpun itu mereka bisa tembus,” ungkap Arie.
Para bandar merekrut pengedar narkoba dengan cara mengiming-imingi untuk mencoba barang haram tersebut secara cuma-cuma. Arie mengatakan narkoba jenis sabu harganya kisaran 1,5 juta per gram. Mereka bisa menjualnya dengan paketan kecil-kecil yang sekali sedot seharga 100-200-an.
“Mereka mengkonsumsi narkoba tidak membutuhkan biaya, namun sebagai gantinya mereka disuruh menjual. Lama-kelamaan dijadikan mata pencaharihan mereka,” kata Arie.
Pada sosialisasi tersebut, Ditresnarkoba Polda Jatim mengundang berbagai elemen masyarakat diantaranya Asosiasi Perusahaan Nasional Pengiriman dan Pengantaran Barang Indonesia (Asperindo), Gojek, Grab, Himpunan Pengusaha Rekreasi Hiburan Umum (Hiperhu), Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia (GASMI), PSHT, Persinas ASAD, dan Yayasan Bonek.
Selaras dengan Dir Ditresnarkoba Polda Jatim, Ketua Pengprov Persinas ASAD Jawa Timur H Dedid Cahya Happyanto mengatakan untuk memerangi narkoba dibutuhkan komitmen bersama.
“Upaya memerangi penyalahgunaan narkoba bisa melalui dengan olahraga dan menjaga pergaulan yang postif. Generasi muda yang bersih dari narkoba, diimbangi giat berlatih dan bekerja keras akan menorehkan prestasi,” ujar Dedid.
Dedid mengatakan Persinas ASAD mendukung dan senantiasa menjalin kerjasama kepolisian dalam upaya memerangi narkoba melalui olahraga. “Bila generasi muda kita bersih narkoba, maka bangsa ini siap menyambut Indonesia Emas 2045,” tutupnya