Mendirikan Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) adalah salah satu bentuk keseriusan LDII dalam membina generasi penerus. Program yang tercetus tahun 2007 ini ditandai dengan diresmikannya Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Khoirul Huda Surabaya yang sebelumnya bernama Griya Mahasiswa. Tentu, PPM hanya menampung calon mubaligh-mubalighot yang berstatus mahasiswa.
Respon positif terhadap keberadaan PPM terus mengalir. Hingga saat ini PPM sudah tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, Malang, Pekanbaru, dll.
Kini, PPM kedua di Surabaya kembali diresmikan pada Kamis (19/6). Dewan Penasehat DPP LDII KH. Abdul Syukur hadir dalam pembukaan PPM Baitul Makmur yang berlokasi di Jetis Surabaya. Beliau menyampaikan bahwa dengan hadirnya PPM, maka pengawasan terhadap para mahasiswa LDII lebih mudah dilakukan.
Faktor pengawasan menjadi alasan utama yang bisa meyakinkan orangtua untuk ‘menitipkan’ anaknya di PPM. Diantaranya karena si anak akan memperoleh ilmu akhirat di pondok dengan tidak meninggalkan kewajibannya sebagai mahasiswa. PPM telah mempunyai sistem pengaturan jadwal antara mengaji dan kuliah. Memang tidak mudah membagi waktu antara keduanya. Inilah yang menjadi tugas pokok para guru PPM setiap hari agar para santrinya selalu termotivasi untuk bisa menjadi pejuang agama sekaligus lulus kuliah tepat waktu. Puluhan mubaligh-mubalighot lulusan PPM pun telah membuktikannya.
PPM pun bisa menjadi alternatif tepat bagi mereka yang bimbang ingin meneruskan kuliah atau mondok setelah lulus SMA/SMK. Jarangnya kos-kosan yang dekat dengan tempat pengajian juga turut menjadi poin pertimbangan orangtua sebelum ‘melepaskan’ putra-putrinya. Kekhawatiran semakin besar mengingat pergaulan anak muda jaman sekarang semakin tahun semakin rusak. Terutama bagi mereka yang merantau ke kota-kota besar.
Sebagai pembinaan awal, PPM melaksanakan tes seleksi masuk yang biasanya bertepatan dengan tahun ajaran baru. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh minat anak untuk menjadi pejuang agama, tidak hanya sekedar ‘numpang tinggal’. Tingginya permintaan bahkan terkadang mengharuskan beberapa PPM untuk menolak calon santrinya. Di sinilah tugas orangtua untuk mengarahkan anaknya agar tak hanya mengejar sukses dunia tapi juga mau menjadi pejuang agama.
“Kami tidak berpikir modal kita berapa? Hasilnya dari mahasiswa berapa? Kami tidak berpikir secara materiil tapi yang kami pikirkan adalah generasi muda kita bisa lulus sarjana sekaligus lulus mubaligh-mubalighot. Itu yang kami cetak. Karena tantangan kedepan jelas secara dalil maupun kenyataan lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya, terutama masalah moral dan akhlak yang sudah mulai krisis”, ungkap KH. Abdul Syukur.
Menurut data DPP LDII, dari tahun 1995 hingga 2012, LDII telah menugaskan lebih dari 69.000 mubaligh-mubalighot diseluruh penjuru Indonesia maupun luar negeri. Dan perbulannya LDII menugaskan ratusan mubaligh-mubalighot, itu pun masih belum termasuk alokasi untuk masjid-masjid binaan LDII yang membutuhkan pengajar di seluruh Indonesia.
“Para mahasiswa-mahasiswi ini setelah selesai kuliah kita harapkan pulang kerumah masing-masing membawa dua sertifikat. Yang satu dari perguruan tinggi, dan yang kedua dari Pondok Pesantren yang siap ditugaskan,” lanjutnya.
Teori dan belajar mengajar selama mondok tak selalu semulus yang dibayangkan. Butuh kreatifitas dan kesabaran untuk bisa menyesuaikandiri di tempat tugas.
Adapun pilihan tugas Mubaligh-Mubalighot lulusan PPM nantinya ada empat. Pertama, Fokus Tugas, mereka ingin fokus menyampaikan dan mengajar Alquran dan Alhadits.Kedua, Tugas sambil melanjutkan kuliah. Ada seorang Mubalighot diterima S2 di ITB sambil melaksanakan tugas di Bandung. Artinya tugas mubaligh-mubalighot sambil kuliah itu bisa. Jadi mubaligh-mubalighot tidak menghambat karier. Jangan ragu-ragu jika menjadi mubaligh nantinya, kuliahnya malah amburadul dan putus. Semuanya bisa diatur. Ketiga, Tugas sambil bekerja. Ada seorang mubaligh yang daftar CPNS akhirnya lulus dan diterima. Keempat, Tugas dan menikah. Ada mubalighot baru tugas dua minggu sudah ada yang melamar. Setelah menikah, istri bisa melanjutkan tugas di kampung halaman.
Diluar negeri contohnya Belanda. Orang Belanda meminta seorang mubaligh yang sambil kuliah agar tidak bolak-balik memperpanjang visa, karena jika studi bisa dua tahun menetap di Belanda. Ada juga yang dari Qatar, Dubai, Brunai Darussalam, dll.
Mubaligh besarjana akan lebih bisa menguasai keadaan lebih cepat dan mudah mengingat dari segi usia, mereka dinilai dewasa. Begitupun secara penyampaian mengajar. Sedikit banyak cara berpikir sebagai insan intelektual akan mempengaruhi cara mereka menerapkan ilmunya. Selain itu, dengan ilmu dunia yang mereka miliki bisa ditularkan bahkan dikembangkan di tempat tugas dan bisa menjadi variasi penyampaian implementasi dan aplikasi Alquran Alhadits masa kini.
Dengan peresmian ini,semoga menjadi lebih barokah,bisa berhasil seperti PPM yang lainnya yang sudah berjalan.
Jangan lupa untuk tetap membenahi struktur dan infratstruktur yang sudah ada.Kurikulum juga penting untuk dibuat agar semuanya berjalan tepat waktu. Kemudian juga ketersediaan tempat,karena dengan adanya minat dan animo pastinya akan bertambah selalu barengan berjalannya waktu.
Terakhir,pujian buat editor,,,tulisannya keren mbak,,,salam buat keluarga…hehhe
Asslmukum ww.puji syukur kamu panjatkan kepafa Allah SWT.yang melempahkan kerokmatan sertahidayahnya kepada kita semua.beberapa kenikmatan yang tidah bisa dihitung maka dari itu kiita ucapakan Alhdulilahlihirobil alami.semoga pondok Lddi kesemuanya diberi Aman lancar barokah.Salam2 buat adik2 class kami yang mondok dijetis yang semangat ya semoga selalu sukses Dunianya juga massa depan Akhiratnya..Anna kalam kois pondok pesatren jetis Kulon.From Arabia.Masjidil Haram Mekah.Muhajir Ariel ST.