Perwakilan dari Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri menghadiri undangan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim dalam acara Silaturahim dan Temu Bisnis One Pesantren One Product (OPOP) Jatim di Hotel Grand Dafam, Surabaya. Acara tersebut berlangsung selama dua hari, 23-24 Maret 2022 dengan mengundang 260 peserta.
Ponpes Wali Barokah hadir diwakili oleh Pitri Widayati sebagai pengelola bakery produk unggulan Ponpes Wali Barokah yang sekaligus Pengurus DPD LDII Kota Kediri Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi, yang juga sekaligus Ketua OPOP Jatim, mengatakan total 550 pesantren telah bergabung menjadi peserta OPOP pada tahun 2021. Tahun ini pihaknya menargetkan 200 pesantren. Sedangkan pada 2023 sejumlah 250 pesantren.
“Target 2024 minimal 1.000 pesantren sudah mampu melaksanakan Program OPOP,” ungkap Wahid saat acara Silaturahmi dan Temu Bisnis Pesantren Peserta OPOP 2022 bersama Gubernur Jawa Timur, Rabu (23/3).
Wahid menambahkan, OPOP Jatim menargetkan satu pesantren minimal memiliki satu produk unggulan yang dapat diterima pasar lokal maupun internasional.
“Pertemuan ini bertujuan sebagai upaya optimalisasi pelaksanaan program OPOP 2022 dan merumuskan rencana Program OPOP di tahun 2023. Perlu diketahui, OPOP adalah sebuah program untuk membangun kemandirian ekonomi pesantren,” ujar Wahid.
Agenda acara tersebut sekaligus menjadi momen MoU bersama BPJS Kesehatan. kerjasama dengan BPJS Kesehatan merupakan bentuk kerjasama primer antara Badan Penyelenggara dengan Pondok Pesantren dalam bentuk jaminan kesehatan. Tujuannya untuk perlindungan kesehatan bagi pengasuh pondok pesantren, para guru pengajar di pondok pesantren dan santri pondok pesantren.
Program OPOP Jatim sendiri merupakan program prioritas Pemprov Jatim dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren. Melalui pemberdayaan santri (santripreneur), pemberdayaan pesantren (pesantrenpreneur) dan pemberdayaan alumni pesantren (sosiopreneur).
Pada kesempatan itu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa membuka acara tersebut. Iamendorong agar produk-produk pondok pesantren di bawah Program OPOP Jatim masuk dalam daftar Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ).
Hal ini menyusul target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI). Jatim sendiri mendapat target tertinggi senilai Rp26,8 triliun dari total Rp400 triliun pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APBD seluruh Indonesia.
Sementara peningkatan penggunaan produk dalam negeri di Jawa Timur pada tahun 2022 ini diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,0-5,8 persen dan menjadi wujud nyata semangat Optimisme Jatim Bangkit tahun 2022.
Gubernur Khofifah bahkan telah meminta seluruh Bupati maupun Wali Kota mengalokasikan minimal 40 persen anggaran APBD agar dibelanjakan produk dalam negeri khususnya produk UMKM dan Koperasi.
Gubernur mengatakan, peserta Program OPOP bisa langsung melengkapi persyaratan PBJ tersebut. Kemudian segera melakukan komunikasi dengan Pemda maupun Pemkab setempat.
Setelah melengkapi berbagai persyaratan, produk OPOP Jatim diharapkan dapat masuk dalam kategori Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Jadi panjenengan (anda) punya produk apa, komunikasikan dengan Tim PBJ dengan masing-masing kabupaten/kota,” ucap Gubernur Jatim Khofifah.
Pengasuh Ponpes Wali barokah, KH Sunarto mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang memberi perhatian demi meningkatkan kemandirian ekonomi pondok pesantren, khususnya Ponpes Wali Barokah.
“Terima kasih kepada Gubernur Khofifah atas kepercayaan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah mengundang kami di acara tersebut (OPOP) dan menjadikan kami sebagai salah satu penerima penghargaan secara simbolis,” ungkapnya.
Sunarto juga berharap besar Ponpes Wali Barokah bisa berpartisipasi aktif dalam program OPOP. “Semoga Ponpes Wali Barokah beserta LDII bisa terus menjaga amanah kepercayaan ini dan bisa selalu berkontribusi untuk Jawa Timur,” pungkas KH Sunarto.