Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) kembali menggelar Konferensi Pers, Senin (8/10) di kantornya, Patal Senayan, Jakarta. Konferensi Pers kedua ini untuk menegaskan kembali sikap LDII dalam serangkaian agenda Rakernas LDII yang akan dilaksanakan 10-11 Oktober mendatang.
Menurut Ketua DPP LDII, Prasetyo Sunaryo, LDII sebagai ormas perlu menyelenggarakan rakernas. Pertama karena itu menjadi tuntutan AD/ART. “Ormas bisa menjadi pengumpul (agregasi) untuk melakukan langkah solusi. Misalnya, yang sudah dilakukan LDII diantaranya pembentukan Baitul Mal wa Tanwil (BMT) sebagai solusi untuk pengusaha-pengusaha kecil. Lalu mengumpulkan para orang kaya (aghniya) untuk mendirikan sekolah,” ujar Prasetyo.
Lebih lanjut Prasetyo menambahkan, semakin banyak jumlah ormas di Indonesia semestinya bisa makin memperbaiki kondisi bangsa. “Ormas merupakan agregasi (pengumpulan) potensi individu. Dengan demikian bisa memunculkan sensitivitas kebutuhan masyarakat,” tambah Prasetyo.
Pelaksanaan Rakernas LDII kali ini berbarengan dengan beberapa peristiwa besar di negara ini. Diantaranya kampanye pemilu legislatif maupun pemilihan presiden, Asian Para Games 2018, Pertemuan IMF di Bali, serta bencana gempa dan tsunami di Palu. Untuk itu perlu dimaksimalkan agar Rakernas bisa menghasilkan solusi bagi kebutuhan masyarakat.
Bagi LDII, lanjut Prasestyo, para pengambil keputusan semestinya berdialog dengan ormas untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyrakat. Terlebih dalam tahun politik dan masa kampanye seperti saat ini. “Pemilu saat ini lebih mengutamakan legitimasi angka. Angka terbanyak yang jadi. Yang terjadi, yang dikejar adalah keterpilihan, bukan keterwakilan,” jelas Prasetyo.
Untuk itu dalam Rakernas LDII akan mengusulkan beberapa hal terkait keterwakilan rakyat. Pertama, legitimasi etis, transparan mengikuti aturan, dan penuh etika. Artinya, peserta pemilu harus punya etika politik dan transparan serta patuh aturan. Kedua, legitimasi representasi, jelas siapa yang diwakili atau kelompok masyarakat mana yang diwakili. Ini agar masyarakat punya pilihan yang jelas terhadap calon pemimpin yang akan dipilihnya.
“Demokrasi yang sehat, representasinya harus jelas juga, siapa merepresentasi siapa. Diupayakan agar demokrasi substantif bisa terwujud,” tambah Prasetyo.
Rakernas LDII nanti akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. “Insya Allah, Presiden akan membuka Rakernas LDII pada tanggal 10 Oktober nanti,” kata Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII Bidang Pendidikan, Agama, dan Dakwah.
Sebagai penyeimbang, di hari kedua Rakernas LDII akan dihadiri pula oleh calon presiden Prabowo Subianto. “Pada tanggal 11, Prabowo juga akan hadir dan mendapatkan masukan-masukan dari LDII,” tambah Chriswanto.
Tema rakernas adalah LDII untuk bangsa. Untuk itu capres yang hadir memberi masukan kepada LDII, dan sebaliknya. Apa yang bisa dilakukan untuk bangsa secara bersama-sama.
Hasilnya akan menjadi acuan warga LDII dalam memilih saat pemilu nanti. Tentunya warga LDII tetap bersikap netral aktif. Penilaian-penilaian positif tentang para capres, akan menjadi masukan dalam memilih pemimpin.
Selain presiden dan capres, Rakernas LDII akan diperkaya oleh pembicara lain yang mengacu pada 8 bidang usulan LDII. Para pembicara tersebut akan membantu agar rumusan-rumusan LDII menjadi lebih konkret. Sehingga pasca Rakernas bisa diimplementasikan.