Forum Mahasiswa (FM) LDII Malang mengadakan Pengajian Akbar di Aula Baitul Manshurin, Mangliawan, Malang, Sabtu (21/11). Acara ini diikuti lebih dari 340 pemuda LDII dari Malang, Batu, Singosari, hingga Turen.
Ketua DPP LDII Ir. H. Chriswanto Santoso, MSc, hadir sebagai narasumber tunggal. Selama dua setengah jam, Chriswanto memaparkan materinya terkait tema acara “Peran Intelektual Muda dalam Perjuangan Pelestarian Quran Hadits.
Menurut Chriswanto, di era yang serba modern ini terdapat banyak pengaruh yang menyerang bangsa dari berbagai sisi. Pengaruhnya berdampak tak terkecuali pada aqidah dan ukhuwah Islamiyah. Dibutuhkan peran pemuda untuk dapat mempertahankan keutuhannya sehingga agama ini dapat terus dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
“Dulu perang itu secara langsung. Sekarang perang bisa berupa perang asimetris, proxy war juga mind war, yang semuanya itu lebih berbahaya dari pada perang secara langsung,” jelas Chriswanto.
Chriswanto menambahkan, perang-perang masa kini hanya bisa dihadapi dengan kekuatan pikiran dan hati. Melalui kecerdasan, luasnya pengetahuan serta keteguhan hati dan jiwa militansi yang kuat, pengaruh tersebut tidak akan menggetarkan kita sedikitpun.
Pengajian akbar yang menjadi kegiatan tahunan FM LDII Malang ini menekankan pada potensi-potensi yang harus dikembangkan oleh para mahasiswa selaku intelektual muda. Sebagai pemuda Islam, kepahaman agama adalah hal terpenting, sebab ilmu agamalah yang menuntun seseorang agar tidak terjadi disorientasi terhadap arah tujuan hidupnya.
Bagi Chriswanto, pemuda yang berprinsip pada nilai-nilai keagamaan bukan berarti bersifat konservatif atau kuno. Sebaliknya, pemikiran tersebut modern dan sangat disayangkan bila tidak dimiliki pemuda Indonesia.
“Presiden Korea saja setelah berkunjung ke Aceh dulu, mendapatkan ilham bahwa bila ingin negaranya berkembang dan maju, maka langkah awalnya adalah menjadikan masyarakatnya sholih atau paham agama,” tutur Chriswanto.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pengajian Akbar Muhammad Rif’an Mabruri mengharapkan agar peserta yang telah hadir dapat merealisasikan apa yang telah disampaikan narasumber.
Rif’an yang tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia angkatan 2013 di Universitas Negeri Malang ini berpesan agar mahasiswa dalam Islam dapat memaksimalkan fungsinya dalam pelestarian Al-Quran dan Al-Hadits sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
“Tidak lupa, semuanya dikerjakan dengan niat mendapatkan pahala dari Allah,” tutup Rif’an. (Nana/Fajar)