DPW LDII Jawa Timur menggelar Silaturahim Syawal dan Tausiyah Kebangsaan di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, pada Sabtu (27/4). Acara tersebut menekankan ukhuwah basyariyah khususnya pasca Pemilu 2024.
Tampak hadir dalam acara tersebut Ketua Umum MUI Pusat KH Muhammad Anwar Iskandar, Ketua Umum Hai’ah Ash-Shofwah Al-Malikiyyah Muhammad Ihya’ Ulumiddin, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso, Gubernur Jatim 2019-2024 sekaligus Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubenur Jatim 2019-2024 Emil Elestianto Dardak, PJ Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, serta serta Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Bobby Soemiarsono. Selain itu juga dihadiri berbagai tokoh agama seperti Konghucu, Budha, Protestan maupun Advent di Jawa Timur..
Dalam kesempatannya, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan sesungguhnya titik penting dengan mengadakan silaturahim Syawal tersebut ialah sebagai media berkomunikasi. Ia juga mensyukuri bahwa pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan damai khususnya di Jawa Timur.
“Saya titip setelah kita sukses menjaga Jawa Timur aman dalam penyelenggaraan Pilpres 2024, kita ada satu lagi Pilkada. Pilkada serentak baik provinsi maupun kabupaten/kota, saya mohon LDII betul-betul berperan aktif untuk mensukseskan pelaksanaan Pilkada dengan tetap menjaga pelaksanaan berlangsung aman, damai dan lancar,” ujar Chriswanto.
Menurut Chriswanto, pemerintah tidak bisa berjalan ketika masyarakatnya gaduh. Ia merasa gamang apabila Pemilu sampai merusak tatanan. “Apa yang sudah dibangun menjadi rusak gara-gara kita beda pilihan. Jangan sampai itu terjadi. Maka kedepan ini masih ada satu momen dan tanggung jawab kita yaitu Pilkada. Pesan saya jaga perdamaian, jaga silaturahim dan ukhuwah,” imbuhnya.
Chriswanto berharap Indonesia tetap damai dan Jawa Timur semakin sejahtera. Bukan hanya sekedar Jatim Bangkit, tapi, Jatim Bangkit, berkembang dan sejahtera.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Pusat KH Muhammad Anwar Iskandar yang akrab disapa Gus War mengapresiasi kegiatan silaturahim Syawal yang diselenggarakan DPW LDII Jawa Timur. Baginya, silaturahim Syawal saat ini merupakan sebuah pertemuan yang istimewa. “Sesuatu yang pertama biasanya sangat istimewa. Senang sekali saya bisa hadir di sini,” ungkapnya.
Menurut Gus War, kata Syawal diambil dari bahasa arab yang memiliki makna meningkat. Setelah manusia menyelesaikan ibadah di bulan Ramadan seperti puasa, shalat tarawih, tadarus Alquran, maka diharapkan bisa meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah.
Gus War juga berterima kasih, bahwa LDII selama ini menaruh kepercayaan pada salah satu kader terbaik Nahdlatul Ulama (NU) yakni Khofifah Indar Parawansa bahkan sejak menjabat Menteri Sosial 2014-2018 hingga menjabat Gubernur Jawa Timur 2019-2024. “Akan kami jadikan catatan penting bahwa LDII adalah mitra terbaik NU,” pungkasnya.
Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mengatakan tujuan diadakannya silaturahim Syawal salah satunya sebagai penguatan ukhuwah basyariah dan hubungan kenegarawan antar sesama. Menurutnya sebagai ormas Islam mempunyai kewajiban untuk turut merawat dan memberi penguatan demokrasi pasca pemilu 2024 dan menyongsong Pilkada serentak.
Soal sinergi LDII dengan pemerintah, Amrodji belajar dari tausiyah Gus War saat peresmian gedung MUI Jatim, bahwa Islam dan Pemerintah merupakan saudara kembar yang harus berjalan seiringan.
“Sesuai dengan pandangan Imam Al-Ghazali, bahwa agama Islam dan negara merupakan saudara kembar, di mana Islam merupakan pondasi dan negara sebagai penjaga. Jika pondasi (agama) runtuh maka peran penjaga (negara) juga akan runtuh,” ujarnya.
Pada kesempatan itu pula, Amrodji membagikan buku wawasan kebangsaan yang telah disusun oleh DPW LDII Jawa Timur, sebagai bahan ajar pondok pesantren naungan LDII. Ia menyerahkan simbolis pada pejabat yang hadir.
Di kesempatan yang sama, Khofifah Indar Parawansa tertarik tema yang diusung silaturahim Syawal ini. “Temanya menurut say harus dikonnsolidasikan oleh semua lini dan di semua elemen di Indonesia,” ujarnya.
Apalagi silaturahim tersebut, lanjut Khofifah, diisi tausiyah kebangsaan oleh Gus War dengan menyampaikan pesan yang kuat bahwa suasana yang aman dan kebersatuan kebersaudaraan itu sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun bangsa Indonesia.
“Saya rasa LDII telah menyiapkan buku wawasan kebangsaan sebagai bahan ajar yang menjadi bagian dari perekat bagaimana berbangsa dan bernegara. Dan semua elemen bisa dirakit dan direkatkan,” pungkasnya.