Seiring berkembangnya kemajuan teknologi makin mendorong masyarakat menjadikan informasi dari media masa sebagai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Utomo membekali anak didiknya dengan menggelar pelatihan jurnalistik bertema “Membangun Jurnalis Muda yang Kaya Akan Karya”.
Pelatihan yang berlangsung pada Jumat-Sabtu, 18-19 November 2022 diikuti sekitar 30 peserta yang merupakan tim marketing communications (Markom) dan para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik.
“Kami memiliki tim Markom yang belum punya pengalaman banyak mengenai dunia jurnalistik. Acara ini juga untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengelola madding, yang pernah vakum dua tahun,” ujar Waikun, Ketua Panitia sekaligus pembina ekstrakurikuler jurnalistik.
Waikun berharap pelatihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa-siswinya dalam bidang jurnalistik. Agar mereka juga dapat menghasilkan produk jurnalistik. Misalnya majalah dinding, blog, dan pembuatan majalah.
“Harapannya, kalau pelatihan ini menghasilkan karya, akan menarik minat adik-adik kelas mereka,” tuturnya.
Dalam pelatihan tersebut, SMK Budi Utomo bekerja sama dengan Jawa Pos dan LDII News Network (LINES). Diantaranya mengundang pemateri I’ied Rahmat Rifandi dari Jawa Pos. Sementara dari LINES mengirimkan Nurdiyanto Khoirurrohman untuk memberikan materi sulih suara, Dimas Maulana Ichsan untuk materi video dan foto jurnalistik, serta Dandi Ramadan untuk menyunting video. Para peserta juga memperoleh materi menulis naskah berita untuk televisi, yang disampaikan Ludhy Cahyana.
Ketua Departemen Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP LDII, Ludhy Cahyana mengapresiasi acara tersebut, “Pelatihan ini mendorong publikasi di pondok-pondok pesantren LDII, sehingga kontribusi pesantren dalam membangun karakter generasi muda juga bisa terinformasikan dengan baik kepada publik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan DPP LDII saat ini terus mendorong pondok-pondok pesantren mempublikasikan kegiatannya, “Agar para stakeholder dapat memberi dukungan kepada pondok-pondok pesantren untuk melahirkan generasi yang alim-faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri,” imbuhnya. Menurutnya, dengan pelatihan ini diharapkan para siswa dapat memahami metode pengumpulan informasi dan menyajikannya kepada publik.
Sementara itu, Dandi Ramadan Koordinator Current Affair LINES mengatakan para siswa mengikuti pemberian materi jurnalistik secara utuh. Mereka bakal memilih bidang keterampilannya, sesuai bakat dan minat masing-masing, “Para peserta belum mendapatkan materi jurnaslitik sebelumnya. Namun mereka antusias untuk belajar dan mempraktikkan ilmunya,” ujarnya.
Dandi berharap, pelatihan tersebut bisa diadakan secara berkesinambungan dan ilmu yang mereka peroleh terus diasah. Semakin banyak berlatih dan berproduksi, hasil karya mereka tentu akan menjadi semakin baik.