Dalam menghadapi era globalisasi perkembangan kemajuan teknologi dan informasi, peran keluarga sangat penting untuk mencegah kerusakan moral pada generasi muda. Perkembangan teknologi dan informasi membawa dampak positif maupun negatif pada generasi muda oleh sebab itu peran keluarga sangat dibutuhkan.
Hal ini disampaikan Pabandya Bakti TNI Staf Teritorial Daerah Militer (Sterdam) V/Brawijaya, Letkol inf Drs. Didi Suryadi, MAP pada Pengajian Sarimbit yang diselenggarakan DPW LDII Provinsi Jawa Timur di Aula Ponpes Sabilurrosyidin, Surabaya, Minggu (20/3).
Didi mengatakan, saat ini terdapat dua macam guru, yaitu guru yang bernafas dan tidak bernafas. Ia menjelaskan guru yang bernafas memiliki perasaan yaitu orang tua, guru sekolah, dan sebagainya. Sedangkan guru yang tidak bernafas ialah guru yang tidak memiliki perasaan, yaitu televisi, internet, handphone dan media sosial.
“Sayangnya yang dipilih generasi muda saat ini justru guru yang tidak bernafas. Karena guru yang tidak bernafas mempunyai keunggulan lebih, diantaranaya menyediakan waktu, informasi, pengetahuan lebih banyak dan lebih menarik. Tidak pernah lelah dan siap dalam memberikan informasi, salah satu contoh Google yang bisa memberikan informasi yang mereka butuhkan. Informasi yang diberikan ada yang baik dan ada yang buruk bahkan menyesatkan,” papar Didi.
Didi juga mengungkapkan bahwa selama ini negara asing berusaha menghancurkan Indonesia dengan cara menghancurkan generasi mudanya terlebih dahulu melalui budaya, narkoba, penggunaan bahasa dan sekarang melalui LGBT. Secara sistemik LGBT merupakan bagian gerakan dari generasi muda.
Generasi muda saat ini lebih menyukai budaya asing, seperti demam budaya Korea, Valentine, Halloween dan sebagainya. Hal ini memang ada kesengajaan yang mendesain untuk menghancurkan bangsa Indonesia.
Melalui pengaruh-pengaruh tersebut maka ketahanan nasional akan runtuh. Sedangkan kondisi ketahanan nasional pada kalangan generasi muda saat ini sudah rapuh bahkan pada titik nadir.
“Oleh sebab itu LDII dengan sangat cerdas menyikapi kondisi ini dan membangun ketahanan nasional melalui keharmonisan keluarga. Karena ketahanan nasional pada dasarnya adalah bagaimana keberhasilan membangun ketahanan pribadi dan keluarga. Dalam hal ini ternyata LDII sudah mengerti betul bagaimana membangun ketahanan nasional,” kata Didi.
Penulis: Sofyan Gani
Editor: Widi Yunani