Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak tak menghalangi pelaksanaan Idul Adha warga LDII Jember. Mereka tetap melakukan penyembelihan hewan kurban.
DPD LDII Jember menghimpun data kurban warga LDII. Tahun ini, 106 ekor sapi dan 155 ekor kambang yang disembelih. Data ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni 91 ekor sapi dan 117 ekor kambing.
“Memang ada kecenderungan jumlah hewan kurban meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu saat pandemi, jumlah hewan kurban juga lebih banyak daripada tahun sebelumnya,” kata Sekretaris DPD LDII Jember Agung Pangaribowo, Minggu (10/7).
Menurut Agung, di tengah wabah PMK, LDII bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jember untuk melakukan sosialisasi kepada pengurus hingga tingkat kecamatan dan desa. Mereka mendapat penjelasan mengenai seluk-beluk PMK dan penanganannya, serta apa yang harus dan tidak boleh diperbuat agar wabah ini tak makin menyebar.
Agung menambahkan, LDII ikut prihatin dengan wabah PMK saat ini. Wabah ini menyebabkan peternak tidak bisa mengambil keuntungan maksimal pada musim Iduladha. “Harga ternak hewan turun. Kalau dulu satu ekor sapi Rp 30 juta, sekarang Rp 26-27 juta sudah dapat bagus,” kata Agung.
Semwntara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Jember Akhmad Malik Afandi mengatakan, umat Islam senantiasa mendapat ujian dan cobaan dari Allah SWT. “Namun, sebagai orang beriman kita tidak boleh panik menghadapi ujian dan cobaan itu. Justru kita harus meningkatkan iman dan ketakwaan,” katanya di sela acara penyembelihan hewan kurban di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Ambulu, Jember.
“Makna berkurban adalah kita harus semakin meningkatkan ketakwaan dan kepedulian sosial kita. Selain itu seorang muslim harus rela menyumbangkan secara ikhlas sebagian harta, tenaga dan pikiran untuk orang-orang yang membutuhkan tanpa memandang latar belakang,” kata alumnus Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Pertanian Universitas Jember ini.
LDII Jember menyerukan kepada warga untuk melaksanakan ibadah dengan tertib dan berusaha menjadi warga negara yang baik, taat kepada pemerintah dan peraturan perundangan yang berlaku. “Kita turun berperan aktif dan meneguhkan solidaritas sosial di dalam menghadapi ujian dan cobaan sesuai kemampuan dan potensinya masing-masing,” kata Malik.