Ketua DPW LDII Jawa Timur KH. Moch. Amrodji Konawi melantik pengurus Wanita LDII Jawa Timur masa bakti 2021-2025 di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, Sabtu (18/12). Hj. Emie Santoso dipercaya menjadi Ketua Wanita LDII Jawa Timur.
“Kami berharap program kerja Wanita LDII bisa bersinergi dengan pemerintah dan Ormas Islam Perempuan diantaranya Muslimat NU dan Aisyiyah,” ujar Amrodji pada sambutannya.
Amrodji mendorong Wanita LDII Jawa Timur agar bersinergi serta belajar dari Muslimat NU dan Aisyiyah. Menurut dia, kedua Ormas Islam perempuan itu adalah saudara tua Wanita LDII yang terlebih dahulu berkiprah di Indonesia.
Pada pelantikan Wanita LDII dihadiri Asisten lll Administrasi Umum Sekdaprov Jatim Syaikhul Ghulam mewakili Gubernur Khofifah. Turut hadir Ketua Aisyiyah Jawa Timur Hj. Siti Dalilah Candrawati dan melalui daring Wakil Ketua Muslimat NU Jawa Timur Hj. Udji Asyiah untuk memberikan pemaparan terkait ketahanan keluarga.
Syaikhul dalam sambutannya menyampaikan pesan gubernur Khofifah bahwa keluarga merupakan bagian penting di dalam program pembangunan. “Oleh karena itu pembangunan keluarga diperlukan sinergitas dan kolaborasi dari berbagai pihak baik pemerintah daerah, lembaga masyarakat, dunia usaha, hingga perguruan tinggi,” kata Syaikhul
Menurut Syaikhul banyak masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan baik karena faktor keluarga tidak diperhatikan. “Masalah dapat terselesaikan jika terbangun komunikasi yang baik di dalam anggota keluarga,” sambungnya.
Syaikhul juga mendorong kepada Wanita LDII dan ormas perempuan lainnya agar mendukung arahan Presiden Joko Widodo dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Diantaranya peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak serta pencegahan perkawinan anak.
Sementara itu, Ketua Aisyiyah Jawa Timur Hj. Siti Dalilah Candrawati mengatakan, selain menjalani peran ibu dalam keluarga, kaum perempuan bisa membantu pemerintah menciptakan masyarakat yang peduli terhadap kesehatan, pendidikan, dan lingkungan tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Selain itu, menurut Dalilah peran ibu sangat dibutuhkan dalam membangun pondasi ketahanan keluarga.
“Ibu menjadi pengawal ketahanan keluarga, baik itu ketahanan psikis, ketahanan fisik, ketahanan ekonomi, ketahanan psikologi dan ketahanan spiritual sehingga menjadi ketahanan keluarga yang baik dan kuat,” papar Dalilah.
Bagi Dalilah, jika semua keluarga baik maka akan tercipta masyarakat yang baik pula. Hal ini menjadi modal ketahanan negara Indonesia yang kuat dan tangguh.