Pemerintah menentukan 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, (10/4) diperoleh dari hasil pengamatan hilal dari ratusan titik. Tim Rukyatul Hilal DPW LDII Jawa Timur dan DPD LDII Lamongan berpartisipasi dalam pengamatan tersebut.
Hasil pengamatan mereka dilaporkan hilal sudah tampak pada pukul 17.41 WIB di Tanjung Kodok, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada Selasa, (9/4). Tim Hilal dari LDII Jawa Timur itu menggunakan teropong bintang, untuk mengamati terbitnya bulan muda itu.
Menurut Ketua Tim Rukyatul Hilal DPW LDII Jawa Timur, Fajar S. Rofikoh untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriyah, menggunakan metode hisab dan rukyatul hilal. Rukyat artinya melihat hilal atau bulan baru di ufuk, baik menggunakan mata kepala secara langsung atau menggunakan alat bantu seperti teropong.
“Dalam metode rukyat, hilal atau bulan baru harus benar-benar terlihat secara pasti. Hal ini untuk menentukan dan memastikan apakah kita sudah memasuki awal bulan Ramadan atau belum,” ujar Rofikoh.
Ia mengatakan, Tim Rukyatul Hilal DPW LDII Jawa Timur telah memahami metode pengamatan hilal. Selanjutnya terus berlatih untuk memperbanyak jam terbang, “Ini tahun kedua keikutsertaan LDII turut memantau hilal dalam penentuan 1 Syawal,“ imbuhnya.
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Timur pada 2024, memantau hilal dari 27 titik resmi. Tim Rukyatul Hilal LDII Jawa Timur, dikerahkan di 38 titik, sebagian besar mereka juga bergabung di titik-titik pengamatan resmi.
Namun, yang bisa mengamati munculnya hilal hanya dari Lamongan, Sidoarjo, dan Pasuruan. Hal tersebut disebabkan faktor cuaca, sehingga hilal tertutup mendung atau awan.
Usai pemantauan hilal dan penetapan 1 Syawal, Ketua DPW LDII Jawa Timur Moch. Amrodji Konawi, berpesan kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk berupaya menjalin silaturrahim. Menurutnya, silaturrahim adalah budaya bangsa kita, untuk memperkuat ikatan kekeluargaan.
Ia juga berpesan agar silaturahim juga dilaksanakan warga LDII dengan ormas Islam lainnya, “Kita bisa bersilaturahim untuk membangun dan menguatkan kembali ukhuwah basyariah sebagai bangsa untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.