Pengurus Biro Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) dan Teknologi Informasi dan Aplikasi Telematika (TIAT) DPW LDII Jawa Timur, mengadakan audiensi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim), pada Senin (29/4). Kedatangan mereka untuk mengajak kerja sama Diskominfo Jatim untuk meningkatkan literasi media sosial para generasi muda.
“Generasi muda saat ini tak lepas dari media sosial, begitupula dengan anak-anak muda LDII, 99 persen generasi muda kami menggunakan media sosial,” ujar Ketua Biro KIM DPW LDII Jawa Timur Ludhy Cahyana.
Menurutnya, generasi muda saat ini kreatif menciptakan konten, namun mereka memerlukan edukasi dalam mengkonsumsi informasi dan menyebarkannya di media sosial, “Media sosial merupakan tempat bercampur-aduknya informasi, baik yang mendidik maupun tidak mendidik. Fakta dan kebohongan juga sulit dibedakan,” ujarnya.
Senada dengan Ludhy, Ketua Biro TIAT DPW LDII Jawa Timur Wahjoe Soetijono, mengatakan media sosial bisa sangat meresahkan. Karena demi popularitas, siapapun bebas memproduksi informasi, “Kami melihat generasi muda saat ini belum bijak dalam bermedia sosial. Sebelum sharing informasi, mereka belum mengeceknya,” keluh Wahjoe.
Ia pun prihatin, karena terdapat kecenderungan berita bohong jadi menyebar, “Andai informasi itu benar, maka kita semua juga harus berpikir manfaatnya apa bila disebar. Jangan-jangan malah membuat perpecahan.
Kehadiran para pengurus DPW LDII Jawa Timur tersebut disambut baik Kepala Bidang (Kabid) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jatim, Putut Dharmawan beserta jajarannya.
Mewakili Diskominfo Jawa Timur, pihaknya siap membantu dan memberikan dukungan kepada LDII Jawa Timur dalam pelaksanaan literasi digital yang rencananya diadakan pada Juni. “Kami menerima dengan baik atas pengajuan pelatihan literasi digital di bulan Juni mendatang. Program bersama LDII kami anggap sebagai program tambahan bagi Diskominfo Jatim,” pungkas Putut.
Kerja sama LDII dengan Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika, telah dimulai sejak 2008 dalam bentuk Gerakan Internet Sehat (GIS) di Bandung. Saat itu LDII dan Kemenkominfo fokus pada literasi digital, dalam produksi informasi yang faktual. Produknya berupa pembuatan situs-situs resmi LDII di tingkat provinsi dan kabupaten.
Saat penggunaan media sosial kian massif, DPP LDII kembali bekerja sama dengan Kemenkominfo untuk literasi digital, yang harus ditindaklanjuti oleh kepengurusan LDII di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.