Wawancara kerja merupakan tahap awal dalam perekrutan karyawan atau pegawai pada sebuah perusahaan. Ada beberapa tahap saat wawancara kerja, bisa dua, tiga, bahkan empat tahap secara berkesinambungan.
Tujuan dari wawancara kerja tidak lain mendapatkan karyawan yang tepat untuk mengisi posisi yang sedang lowong. Artinya, pelamar akan dinilai sesuai atau tidak dengan posisi yang lowong.
“Pelaksanaan tes wawancara kerja ada yang dilakukan di lokasi kerja atau setting-an resmi,” terang Rafik Fajar Yunansyah, S.Psi, M.Si dalam Workshop Public Speaking di Wisma LDII Ngagel, Surabaya, Sabtu (9/12).
Dalam wawancara kerja, tentunya ada beberapa tips yang bisa diketahui. Contohnya penampilan fisik haruslah menarik, rapi, bersih. Sikap harus sopan dan jangan gunakan aksesoris yang berlebihan.
Rafik yang menjadi System Development and Training di PT Shelter Indonesia, mengatakan sikap saat wawancara sangat menentukan keberhasilan dalam tes wawancara kerja. Karena sikap adalah kesan pertama yang diterima oleh pewawancara untuk menilai perilaku pelamar.
“Posisi duduk, jabat tangan, dan kontak mata juga harus tetap dijaga. Ini untuk menunjukkan pelamar nyaman, paham, dan kesiapannya untuk bekerja,” imbuh Rafik.
Dalam penulisan curriculum vitae (CV) juga tak luput dari perhatian pelamar. Penulisan CV harus memenuhi kriteria lowongan pekerjaan tersebut. Dan usahakan ada sertifikat, ijazah, dan penghargaan secara tertulis sehingga pewawancara yakin.
“Jadi, kemampuan komunikasi, etika, motivasi, dan dapat bekerja secara tim menjadi poin penting. Karena semuanya itu sangat berkorelasi ketika pelamar sudah diterima bekerja,” pesan Rafik kepada peserta Workshop Public Speaking. (Fauzi)