Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Jawa Timur bersama Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Jawa Timur mengadakan touring motor gede (moge) dari Surabaya menuju Wonosalam, Jombang. Touring yang berlangsung 14-15 Maret ini mengawali paparan “Wawasan Kebangsaan Menangkal Radikalisme dan Terorisme” di area Bumi Perkemahan Kosambiwojo, Wonosalam, Jombang.
Sebanyak 100 orang ikut serta dalam touring tersebut. Diantaranya Kepala BIN Daerah Jatim, Kepala BIN Daerah se-Jatim, Ketua DPW LDII Jatim, dan perwakilan Ketua DPD LDII se-Jatim. Touring juga diikuti oleh Komunitas Harley Davidson (HDCI) Kota Kediri. Rute yang dilalui, berangkat dari kawasan Ketintang Surabaya menuju Krian, Sidoarjo melalui by pass Mojokerto.
Perjalanan rombongan touring singgah di kediaman Ketua DPD LDII Kabupaten Mojokerto, Suhartono, yang akrab disapa Anton. Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Bumi Perkemahan Kosambiwojo, Wonosalam, Jombang.
Sesampainya di Kosambiwojo, rombongan dijamu durian, buah khas Wonosalam. Setelah rehat sejenak, acara dilanjutkan dengan pemaparan tentang wawasan kebangsaan. “Indonesia saat ini memang sedang darurat menanggulangi paham yang bersifat radikal dan primordial yang bisa merusak dasar negara yaitu Pancasila dan UUD 1945 yang sudah menjadi falsafah negara,” papar Kepala BIN Daerah Jawa Timur, Brigjend M. Syafei Kasno, SH di hadapan para Ketua DPD LDII se-Jawa Timur.
Menurut Syafei, paham radikal dibagi menjadi dua yaitu radikal kanan dan radikal kiri. Radikal kanan mempunyai paham yang menyimpang dan berkaitan dengan agama. Sedangkan radikal kiri mempunyai paham yang menyimpang yang menyasar pada komunis.
Syafei menambahkan, kedua paham ini berpotensi menjadi musuh negara. Terutama bila ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi keamanan dan stabilitas politik negara yang mulai bergejolak setelah diselenggarakannya pilpres tahun lalu.
Oleh karena itu, menurutnya perlu adanya penangkal dan penawar dari seluruh komponen masyarakat serta peran serta aktif dalam menangkal radikalisme, komunisme, liberalisme, dan kapitalisme. Semua paham tersebut, tambah Syafei, bila masuk ke NKRI, maka akan merusak tatanan suatu negara bahkan ideologi negara bisa berubah. “Ini yang tidak kita inginkan, tandas Kabinda Jatim kepada para peserta.
Lebih lanjut Syafei menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang ajaib dan sangat strategis. Ini karena Indonesia diapit oleh 2 geopolitik dan geostrategis dunia yang besar. Yakni Australia yang menganut paham liberalis dan kapitalis serta Asia yang menganut paham sosialis dan komunis.
“Indonesia mempunyai sumber daya alam yang luar biasa dan bila tidak bisa dikelola secara baik dan efektif maka akan timbul ancaman baik dari luar maupun dari dalam,” tambah Syafei. Ancaman yang dihadapi oleh bangsa saat ini yang paling bahaya meliputi proxy war, radikalisme, cyber war, dan lain-lain. “Ini semua merupakan tantangan bagi generasi anak bangsa yang mau tidak mau harus segera dihadapi dan diantisipasi supaya tidak menjadi hambatan dalam pembangunan suatu negara,” tutup Syafei dalam paparannya kepada peserta.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Jatim, H. M Amien Adhy menegaskan bahwa LDII sudah melakukan pencegahan radikalisme dari tingkat atas hingga lapisan terbawah. Ini dibuktikan dengan diadakannya beberapa kegiatan yang digagas dari LDII. Salah satunya yaitu pelatihan 200 kader Bela Negara yang terdiri dari pemuda LDII Surabaya dan Sidoarjo pada 2015 yang lalu. Kemudian diadakan lagi Matematika Bela Negara. Dilanjut dengan yang terakhir seminar kebangsaan yang langsung dihadiri oleh Jendral (Purn) Dr. Moeldoko di Aula Pondok Sabilurrosyidin Gayungan Surabaya.
Penulis : M. Fauzi Wibowo (Lines Jatim)