Usaha Bersama Jawa Timur (UB Jatim) mengadakan Temu UB se-Jawa Timur di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, Sabtu (24/12). Dalam pertemuan tersebut mengusung tema “Optimalisasi Sinergi UB Se-Jawa Timur Menuju UB 2.0”.
UB Jatim merupakan kelompok kerja (pokja) dari Biro Ekonomi Pemberdayaan Masyarakat (EPM) Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Jawa Timur.
Menginjak usia yang mencapai seperempat abad, UB Jatim akan menapaki peluang dan potensi usaha dengan nilai ekonomi mikro yang sangat besar di negeri ini. Terbukti dengan catatan beberapa lembaga survei ekonomi mikro bahwasannya Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan nilai ekonomi mikro yang fantastis.
Bahkan, dari beberapa lembaga survei terkemuka di dunia, Indonesia diprediksi pada beberapa tahun mendatang akan menandingi nilai ekonomi dengan beberapa negara ekonomi raksasa di dunia. Seperti halnya negara Tiongkok dan Amerika Serikat yang sampai saat ini masih melancarkan perang dagangnya. Hal ini juga berdampak dengan kestabilan ekonomi di seluruh dunia termasuk Indonesia.
“Melihat adanya gejolak dan ketidakstabilan ekonomi dunia saat ini, solusi yang paling relevan dan realistis untuk dilakukan oleh negara yakni memberdayakan ekonomi UMKM di daerah-daerah,” papar H. Endra Mochamad Nurdin, Ketua Forum Komunikasi (Forkom) UB Jatim. Sebab dengan cara inilah, tambahnya, negara dapat mempertahankan ekonomi mikronya dan akan berdampak positif secara langsung kepada para pelaku UMKM. Sehingga dapat menambah nilai perputaran mata uang di level bawah masyarakat.
Kiprah UB Jatim tersebut senada dengan pergerakan program kerja oleh Presiden RI, Joko Widodo melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno yang senantiasa mengangkat produk-produk UMKM di daerah untuk segera dipasarkan di seluruh nusantara bahkan didorong untuk ekspor. Inilah yang menjadi lecutan semangat bagi para pelaku usaha di UB Jatim untuk lebih giat dan bersinergi antar tujuh korda di Jawa Timur.
Salah satu produk unggulan Forkom UB Jawa Timur yang sudah dirasakan oleh beberapa warga LDII pada khususnya dan masyarakat Malang sekitarnya pada umumnya adalah resto ‘Ayam Tulang Lunak’.
“Bermula dengan tekad kuat untuk meningkatkan kemashlahatan ekonomi umat dan modal yang terbatas. Namun, berkat kegigihan dari para Pengurus Forkom UB Jawa Timur waktu itu berhasil membuktikan dengan membuka beberapa cabang outlet Ayam Tulang Lunak di Malang dan sekitarnya. Alhasil, banyak masyarakat luas yang ingin juga menanam saham di usaha tersebut karena sudah terbukti membuahkan hasil,” jelas Nurhidayat, Ketua Forkom UB Malang Raya dalam testimoni di hadapan ratusan peserta Temu UB Se-Jawa Timur tersebut.
Ketua Pelaksana Temu UB se-Jatim, Agus Salim berharap, dengan pertemuan yang dihadiri 638 peserta itu dapat terbentuk kepengurusan harian di masing-masing korda di Jawa Timur.
Terkait produk UB yang sudah bereproduksi yakni UB Pay Syariah, bahkan sudah tersebar se-Indonesia. Kendala yang dihadapi oleh pelaku UB Jatim ini sebenarnya terletak pada teknis pengumpulan modal bersama dan potensi sumber daya manusia yang profesional dan handal.
Setelah berdirinya Forkom UB Malang Raya dan Kediri Raya, maka sejak 2018 difokuskan hingga saat ini bahwa UB harus bersinergi dan harus tetap ada di tingkat Pimpinan Cabang (PC) lalu ditingkatkan ke level Dewan Pimpinan Daerah (DPD) bahkan sampai tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW),” tutup Dadang Zahrawanugraha, Ketua Biro EPM DPW LDII Provinsi Jawa Timur. (M. Fauzi Wibowo/Lines)