Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris mengapresiasi “Delapan Pengabdian LDII Untuk Bangsa” yang menjadi program prioritas LDII, salah satunya adalah bidang kesehatan.
“Saya merasa bahwa LDII ini adalah organisasi yang betul-betul menjalankan prinsip gotong-royong. Karena seluruh kegiatan dan program yang sudah dan akan dijalankan itu melibatkan seluruh elemen yang ada di LDII. Dan kami siap bersama-sama ikut bergotong royong untuk bisa menyukseskan Delapan Pengabdian LDII untuk Bangsa,” ujar Charles saat kunjungan ke kantor DPP LDII, Jakarta, Senin (13/3).
Ia menyampaikan, kunjungannya untuk menampung aspirasi warga DKI Jakarta, termasuk LDII, tentang pemberdayaan masyarakat. Hal ini diharapkan bisa menjadi fokus perhatian bersama, khususnya di bidang kesehatan yang membutuhkan kolaborasi semua pihak.
“Saya hadir di sini untuk berdiskusi dengan teman-teman pengurus LDII untuk bisa mengetahui apa saja yang bisa dikerjasamakan atau kolaborasikan, untuk kemajuan masyarakat khususnya untuk warga LDII,” tutur Charles.
Selain itu, Charles juga mengapresiasi Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yang dibangun di pondok pesantren naungan LDII dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. “Saya menyambut baik dengan apa yang tadi disampaikan Ketua Umum bahwa LDII pernah berkerja sama dengan Kemenkes, sebagai wakil rakyat atau pimpinan komisi yang membidangi kesehatan, tentunya saya akan memastikan agar kerja sama ini bisa terus berlanjut bahkan bisa ditingkatkan lagi kerjasamanya,” imbuhnya.
Charles menambahkan, dunia kesehatan semakin berkembang. Untuk itu, ia mengajak kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk LDII agar bisa bersaing menciptakan inovasi terbaru di bidang kesehatan. “Apalagi sekarang di dunia kesehatan sudah banyak inovasi baru, dan membutuhkan pelibatan masyarakat seperti warga LDII untuk bisa maju bersama, untuk memperkuat ekosistem kesehatan di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso menyambut inisiatif Komisi IX DPR RI tersebut. Menurutnya, LDII tidak bisa bergerak sendiri tanpa kolaborasi dengan pembuat kebijakan, “Apalah LDII jika tidak ada otoritas yang bisa membantu aspirasi kami. Konsepnya adalah khoirunnas anfauhum linnas atau sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Kami ingin berkontribusi memberikan manfaat. Maka ketika ada potensi dari otoritas yang membantu untuk itu, tentu kami sangat senang sekali,” ucapnya.
KH Chriswanto mengatakan, LDII selama ini terus berupaya berkontribusi terhadap bangsa dan negara, “Dengan dukungan dan bantuan otoritas seperti DPR, akan mendorong kontribusi LDII jauh lebih baik untuk kepentingan masyarakat. Semuanya kembali untuk kepentingan bangsa, sebagaimana yang dicanangkan pemerintah untuk menuju visi Indonesia Emas 2045, maka kita harus menyiapkan segala sesuatunya untuk kepentingan itu,” ujarnya.
Bidang kesehatan yang menjadi program prioritas LDII, tambah KH Chriswanto, lebih memfokuskan pada pengobatan herbal, namun bukan untuk bersaing dengan obat-obatan kimiawi, “Tapi kita punya kekayaan alam tanaman obat yang bisa dijadikan sarana menjaga kualitas SDM ke depan yang sehat, yang kuat dan bagus. Maka jika hal ini dikembangkan bersama dengan Kemenkes, saya kira kemandirian Indonesia akan semakin nyata,” pungkasnya.