Pengurus DPP LDII menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (Kamis, 20/8) di Istana wakil Presiden untuk meminta masukan terkait berbagai program DPP LDII untuk penguatan NKRI. Selain itu, LDII menyampaikan komitmen bersama ormas Islam dan umat beragama lainnya mendukung program kerja pemerintah dan empat pilar bangsa (Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI).
Menurut Jusuf Kalla, kekerasan dan radikalisme yang terjadi di kawasan Timur Tengah mempengaruhi kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia. Misalnya konflik berkepanjangan antara Sunni dan Syiah, berimbas pada peristiwa Sampang pada 2012 silam.
Namun jika dibandingkan dengan Timur Tengah, Indonesia lebih baik dalam hal kehidupan umat beragama. Meski konflik atas nama agama terjadi silih berganti, namun tidak sampai merusak kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan, umat beragama di Indonesia bahu membahu untuk meraih kemerdekaan. Apalagi Indonesia memiliki perekat sosial berupa Pancasila, UUD 45, dan kearifan lokal.
Dalam pembukaan pertemuan tersebut, Jusuf Kalla juga berbagi kisah tentang kondisi agama Islam di Indonesia yang banyak menjadi pembelajaran bagi negara Timur Tengah. Secara umum, negara di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah kurang kondusif. “Negara tersebut seharusnya belajar dari kerukunan kehidupan beragama di Indonesia,” ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menggambarkan, perang saudara di Suriah membutuhkan waktu 50 tahun untuk dipulihkan, karena sudah hancur. “Baik itu hancur secara fisik seperti infrastruktur maupun hubungan nonfisik, seperti karakter, peradaban, dan hubungan antar kemanusiaan yang telah tercabik-cabik,” ujarnya. Ia menambahkan, mereka ingin belajar dari Indonesia yang memiliki penduduk muslim paling banyak di dunia, namun aman, tenang, dan damai.
Pertemuan ini bukanlah yang pertama. Setidaknya DPP LDII telah bertemu Jusuf Kalla sebanyak enam kali, bahkan sebelum ia menjadi wakil presiden di era Jokowi. Pengurus DPP LDII menyampaikan salam sejahtera dari warga LDII Kepada Jusuf Kalla. Selain bersilaturrahim, LDII ingin mendapat arahan dari Jusuf Kalla tentang agenda LDII secara global.
“Kami berbicara dan duduk bersama, saling memahami satu sama lain. Jangan sampai timbul radikalisme. Maka penguatan harus dilakukan. Jangan dakwah hanya sebatas ibadah, tapi coba didorong dengan penguatan ekonomi muamalah, yaitu penguatan ekonomi umat secara menyeluruh,” tegas Jusuf Kalla.
Dalam pandangan Jusuf Kalla, umat Islam lebih banyak terjebak dalam konflik sesama umat Islam. Tidak jarang konflik antar agama juga turut terjadi. Ini terjadi akibat kurang lancarnya saluran komunikasi dan tidak meratanya distribusi kesejahteraan. Maka, wajar bila penguatan umat harus segera dilakukan.
Selanjutnya, Ketua Umum DPP LDII Prof DR Abdullah Syam,M.Sc memaparkan berbagai agenda LDII, yang intinya ingin mengajak kerja sama, berbagai elemen masyarakat untuk memperkecil radikalisme dan memperkuat NKRI.
Abdullah Syam memaparkan kegiatan LDII di antaranya dakwah, pendidikan, pembangunan SDM, dan kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), TNI/Polri, serta elemen lain yang berfokus pada deradikalisasi, pembangunan penguatan ekonomi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, hingga pelestarian lingkungan.
Atas pemaparan Abdullah Syam, Jusuf Kalla Memberikan apresiasi dan berterimakasih karena LDII sudah berperan dalam pembangunan bangsa.
Menurut Abdullah Syam, LDII sedang bekerja sama dengan PBNU mengusung pendidikan deradikalisasi, pemberdayaan ekonomi dan pendidikan, serta pelestarian lingkungan. LDII juga berkomitmen menegakkan NKRI bersama ormas Islam lainnya. (Khoir/Ryan/LINES)