Berkurban merupakan wujud ketakwaan kepada Allah SWT, serta menjadi momentum kepedulian sosial. Ibadah yang dinanti umat Islam setiap Idul Adha tersebut, mampu menyelesaikan beberapa masalah sosial yang terjadi. Untuk itu, semangat berkurban harus terus dilaksanakan oleh umat Islam dalam keseharian mereka.
Dalam membangun semangat berkurban, warga LDII memiliki cara tersendiri. Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mengungkapkan bahwa warga LDII terbiasa dengan ibadah kurban karena mereka sudah mengaji ayat-ayat Alquran dan Alhadits tentang besarnya pahala berkurban. Sehingga rata-rata warga LDII akan berusaha untuk mewujudkannya.
“Adapun mereka rata-rata sudah menyiapkan tabungan, terutama bagi mereka berekonomi kurang mampu. Maka, mereka sudah mulai bisa menabung jauh-jauh hari. Adapun mereka yang benar-benar tidak bisa berkurban secara mandiri, maka warga LDII biasanya patungan sesuai dengan sunnah yaitu bila kurban seekor sapi bisa patungan maksimal tujuh orang,” jelasnya.
Selain sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT, berkurban mendorong umat untuk saling berbagi. Menurut KH Amrodji, pemberian daging kurban, berbeda dengan pembagian zakat fitrah atau zakat mal. Kalau zakat sudah jelas pembagiannya delapan asnaf (golongan). Akan tetapi khusus untuk kurban itu untuk siapapun.
KH Amrodji mengutip QS. Al-Hajj ayat 36, Allah berfirman ketika lambung unta telah rebah, maka makanlah sebagiannya dan berilah kepada orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.
“Apa yang dilakukan warrga LDI, daging kurban selama ini dibagikan ke tetangga kanan-kiri dan warga sekitar masjid,” ungkap KH Amrodji.
Di sisi lain, makna kurban menurut KH Amrodji adalah sebuah amalaan ibadah berpahala besar yang bisa membandingi mati dalam keadaan berperang di jalan Allah SWT. “Ketika kita bertakwa dan mentaati perintah Allah dengan ujian-ujian yang sudah ada, maka selanjutnya giliran Allah yang akan menolong kepada kita,” jelasnya.
Pada pelaksanaan kurban KH Amrodji telah menghimbau pada warga LDII untuk berbagi pada masyarakat sekitar terutama kepada keluarga miskin. Terlebih pemerintah menaruh perhatian lebih pada program pencegahan stunting.
“Maka antara lain daging kurban menjadi salah satu mencegah stunting, terutama bagi kaum dhuafa. Tentunya bukan hanya berupa daging, akan tetapi berkelanjutan biasa mendapatkan makanan yang bergizi tiap harinya,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPW LDII Jawa Timur Bambang Raditya Purnomo mengutarakan rekapitulasi penyembelihan hewan kurban LDII kabupaten/kota se Jawa Timur terkumpul sebanyak 5.224 ekor sapi dan 5.882 kambing.
“Bila nilai harga sapi rata-rata perekor Rp 25 juta dan kambing perekor rata-rata Rp 3 juta, maka keseluruhan warga LDII berkurban senilai 135 miliar,” ujarnya.
Raditya mengungkapkan kurban warga LDII Jawa Timur meningkat dibandingkan tahun lalu. Tahun 2022 lalu warga LDII berkurban 4.564 ekor sapi dan 4.900 ekor kambing.
“Artinya kurban tahun ini ada kenaikan, dan saya yakin warga LDII dan masyarakat Jawa Timur memiliki korelasi yang sama. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi semakin membaik di Jawa Timur, khususnya bagi peternak hewan kurban,” ujarnya.
DPW LDII Jawa Timur juga mendapat penyaluran sapi kurban dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto, Ketua DPD Golkar Jatim M Sarmuji, dan Anggota DPR RI Fraksi PAN Sungkono.