Di tengah kondisi kenaikan harga bahan bakar minyak, menjadi petani tambak butuh inisiatif untuk menyiasatinya. Menjalankan pertanian cerdas (smart farming) adalah salah satunya.
Ini sudah dilakukan warga LDII Lamongan yang memakai cara inovatif dalam budidaya udang Vaname, yakni memakai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hamam, petambak udang asal desa Geger, Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan ini memanfaatkan energi terbarukan tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik sebagai penggerak dinamo, kincir, pompa air dan penerangan serta alat mekanik lainnya.
Berawal dari eksperimen, Hamam berhasil merangkai PLTS sebagai sumber energi listrik untuk mendukung budidaya udang Vaname secara intensif di tambak miliknya. “Budidaya udang Vaname secara instensif ini otomatis memerlukan banyak sekali alat-alat, sedangkan semua alat tersebut membutuhkan banyak energi listrik,” ujar Hamam dikutip dari surabaya.tribunnews.com.
Menurutnya, jika biaya listrik terlalu mahal, bisa mengurangi hasil usaha bahkan bisa merugi. “itulah yang mendasari saya untuk tergerak membuat inovasi ini, memang saya senang mengelola sawah tambak,” imbuhnya
Menurut Hamam, pemakaian PLTS dalam budidaya udang Vaname ini sangat bermanfaat. Budidaya udang secara intensif itu memelihara jumlah bibit udang secara padat, berbeda dengan cara tradisional. Ini dikarenakan pengelolaan udang yang intensif membutuhkan kincir air yang selalu aktif untuk perputaran oksigen di area tambak. Menurut Hamam, jika kebutuhan oksigen kurang, maka udang Vaname yang dipelihara menjadi kurang sehat bahkan bisa mati. “Intinya aliran listrik harus selalu ada untuk kebutuhan mengaktifkan kincir dan dinamo”, jelasnya.
Hamam mengaku membutuhkan waktu seminggu dalam pemasangan alat tenaga listrik tersebut. Hamam menjelaskan tidak harus mahal dalam menggunakan alat PLTS, bisa dimuali dari hal kecil dan disesuaikan dengan budget. “Saya ingin buktikan bahwa petani bisa membuat panel surya. Saya sudah mencobanya awalnya pakai 1 unit panel dan sekarang bisa banyak,” ujarnya.
Dalam pemanfaatan PLTS ini, Hamam yang sekaligus menjabat sebagai Wakil ketua DPD LDII Lamongan ini mengatakan bisa mengerjalan usahanya dengan mudah dengan hasil yang sangat mewah. Hamam juga menggunakan system smartfarming yang berbasis aplikasi sehingga semua pekerjaan tambaknya bisa dikontrol melalui rumah lewat smartphone. Untuk pemberian pakan juga menggunakan autofeeder yang bisa dikontrol otomatis melalui HP. “Hasilnya berlimpah, pekerjaan mudah, harapan saya semoga petani lain bisa sukses dan menggunakan energi terbarukan juga,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Lamongan, Agus Yudi mengapresiasi langkah positif dari Hamam. Menurutnya, kepiawaiannya ini salah satu langkah modernisasi untuk petani tambak agar hasil menjadi lebih berlimpah “Saya berharap bisa dikembangkan untuk kemaslahatan masyarakat Lamongan bahkan seluruh Indonesia,” katanya.
Ketua DPW LDII Jawa Timur KH. Amrodji Konawi turut mendukung penuh langkah dari Hamam dalam pemanfaatan PLTS. Menurutnya, inovasi yang dikembangkan Hamam sudah sesuai dengan delapan bidang pengabdian LDII Untuk Bangsa, yakni pemanfaatan energi terbarukan. Menurut Amrodji, jika dikembangkan terus, petambak udang Vaname bisa menekan biaya operasional sehingga keuntungan jauh lebih besar. “Harapan kami inovasi ini dapat diterapkan secara masif agar petani tambak bisa makmur,” ujarnya.
Amrodji juga menambahkan, LDII selalu berupaya agar selalu mengembangkan inovasi energi baru terbarukan untuk kemaslahatan umat. “di LDII juga pakai PLTS, contohnya Ponpes Walibarokah yang ada di Kediri, juga memakai tenaga microhidro untuk kebutuhan listrik masyarakat dan area perkebunan yang ada di Ngawi”. Pungkasnya.
Dengan adanya inovasi ini, diharapkan seluruh masyarakat dapat memaanfaat energi baru terbarukan dalam usahanya sehingga bisa menekan biaya operasional dan mendapatkan hasil yang maksimal.