Indonesia merupakan negara yang melimpah ruah sumber daya alamnya, sehingga bangsa-bangsa asing berebut ingin menguasai menguasai Indonesia. Bangsa asing mencoba menghancurkan bangsa Indonesia dengan berbagai cara, salah satunya mereka menggelontorkan narkoba di kalangan generasi muda. Tidak hanya itu saja, mereka juga terlibat mendanai kelompok-kelompok radikal yang selama ini berusaha merubah ideologi Pancasila dengan ideologi khilafah. Dengan berbagai kondisi seperti ini bangsa asing akan mudah masuk.
Hal ini diungkapkan Kanit 3 Subdit Politik Polda Jawa Timur Kompol Bahrun Nasikin pada saat mengisi materi Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, Bela Negara dan Anti Radikalisme di Ponpes Wali Barokah, Kediri, Selasa (27/9).
“Ibarat di dalam rumah tangga jika suami istri bertengkar maka dengan mudah akan dimasuki orang ketiga,” pungkas Bahrun.
Oleh karena itu Polda Jawa Timur mengajak para santri untuk menghidupkan kembali dan menjaga empat konsensus dasar bangsa yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI.
Dalam sosialisasi wawasan kebangsaan tersebut juga diisi oleh Kepala Bakesbangpol Jawa Timur Jonathan Judyanto dan Pabandya Bakti TNI Staf Teritorial Daerah Militer (Sterdam) V/Brawijaya Letkol Inf. Drs. Didi Suryadi, MAP.
Ketua Pengurus Ponpes Wali Barokah KH. Soenarto mengatakan sosialisasi wawasan kebangsaan tersebut untuk membekali para santriwan-santriwati yang akan menjadi dai-daiah yang akan bertugas di majelis taklim di seluruh Indonesia. Selain menyampaikan ilmu agama diharapkan mereka bisa menerapkan empat konsenses dasar bangsa yang mulai luntur di kalangan masyarakat.
Selain ilmu keagamaan, wawasan kebangsaan merupakan bagian dari kurikulum di Ponpes Wali Barokah ini.
“Harapan kami dengan dakwah yang sejuk dan dibekali wawasan kebangsaan para dai-dai LDII bisa bermanfaat di lingkungan masyarakat,” tutur Soenarto.
Penulis: Sofyan Gani
Editor: Widi Yunani