Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di sela-sela programnya Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) mengunjungi sentra produsen jajanan Wanita LDII di Dusun Kampung Baru Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Rabu (30/3). Dusun Kampung Baru RW 03 mayoritas warga PAC LDII Jajag juga dikenal sebagai kampung sentra produksi kuliner jajanan pasar.
Ipuk mengatakan menjelang bulan Ramadan dirinya sengaja berkeliling mengunjungi pusat-pusat kuliner di Banyuwangi, untuk melihat kesiapan kecamatan dan desa memfasilitasi pasar takjil.
“Kami ingin melihat bagaimana kesiapan pemerintah kecamatan dan desa untuk membantu dan memfasilitasi pasar takjil. Tata dengan baik, fasilitasi dan dukung usaha rakyat karena ini bagian dari upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi ini,” terang Ipuk.
“Pasar takjil juga menjadi ciri khas penanda antusiasme masyarakat menyambut Ramadan dengan penuh kegembiraan. Selain itu pasar takjil menghadirkan berkah ekonomi sekaligus berkah persaudaraan karena semua warga guyub satu sama lain saat mencari makanan-minuman favoritnya untuk berbuka,” jelas Ipuk.
Di Kampung Kuliner Jajag ini, Ipuk bertemu dengan ibu-ibu rumah tangga dari Wanita LDII yang mayoritas tiap harinya memproduksi jajanan pasar. Di kampung ini tiap hari mampu memproduksi ribuan jajanan pasar.
Kampung ini melibatkan ratusan ibu rumah tangga yang memproduksi berbagai jenis jajanan pasar, yang mayoritas kue basah. Seperti lemper, kue thok, terang bulan, mendut, klepon, jenang jagung, dan jajanan pasar lainnya.

Bahkan ibu-ibu di sini dipanggil sesuai jajanan yang dibuatnya. Ada yang dipanggil “Bu Thok”, “Bu Terang Bulan”, “Bu Donat”, “Bu Brownies”, “Bu Bikang”, dan lainnya menyesuaikan dengan spesialisasi produksi mereka.
Selain berkunjung ke sentra produsen jajanan Wanita LDII, Bupati Ipuk menyempatkan singgah ke kantor Pondok Pesantren Arroyan Jajag. Di pondok binaan LDII ini, Bupati juga melaksanakan rangkaian kegiatan Bunga Desa, Rakor virtual mengunakan ruangan kantor pondok.
Salah satu pelaku produksi jajanan pasar di kampung kuliner, Lilik Hariyani, menuturkan, “Tiap hari kami tidak pernah berhenti untuk memenuhi kebutuhan jajanan pasar. Di desa kami tiap sore ada pasar kuliner desa, namanya Pasar Sore Moro Seneng. Selain dijual di sini, kami melayani pasar pagi dan sore di Kecamatan Muncar, Srono, Sempu, Siliragung, dan Genteng”.
Lilik mengaku senang karena desanya tetap membuka pasar kuliner sore ini selama Ramadan. Baginya, ini berkah karena masih bisa mendapatkan penghasilan selama bulan puasa. “Syukur Pak Kades tetap menghidupkan pasar kuliner sore ini. Karena kami juga khawatir tutup, kan masih pandemi. Tapi syukur tetap dibuka,” katanya.
Kepala Desa Jajag, Suparno, menceritakan pasar kuliner sore ini adalah ide desa yang telah dibuka sejak tujuh tahun lalu. Dari pasar inilah muncul kampung kuliner di lingkungan warga LDII, karena ibu-ibu rumah tangga yang memproduksi jajanan untuk dijual di pasar tersebut.
“Pasar takjil ini untuk memacu ibu-ibu rumah tangga di desa ini bikin usaha kuliner. Tetap kami buka, sesuai arahan Ibu bupati juga karena Ramadan menjadi salah satu kesempatan mereka untuk menambah pemasukan,” kata Suparno.